Tampang dan Sosok Tersangka Kasus Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Pelaku Mahasiswa Tingkat 2

Laporan jurnalis Tribunnews Ibriza Fasti Ifhami

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Polisi telah menetapkan tersangka pembunuhan seorang mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kelautan (STIP) Cilicining, Jakarta Utara.

Tersangka diketahui bernama Tegar Rafi Sanjaya (21), mahasiswa tahun kedua STIP Jakarta.

Kapolres Metro Jakarta Utara Kompol Gideon Arif Setyawan mengatakan, pihaknya memeriksa 36 orang yang terdiri dari taruna STIP, wali, dokter, dan ahli.

Selain itu, polisi memeriksa rekaman CCTV kekerasan tersebut.

Oleh karena itu, kami menyimpulkan bahwa tersangka tunggal dalam kasus ini adalah TRS, salah satu taruna Tingkat 2 STIP Cilincing, kata Gidion kepada wartawan di Polres Metro Jakarta Pusat, Sabtu (4/5/2024).

Dalam kasus ini, senioritas disebut-sebut sebagai motifnya.

Gideon menilai partainya sangat arogan.

“Karena itu senioritas. Kesimpulannya mungkin itu arogansi senioritas,” ujarnya.

Sementara korbannya, Putu Satria Ananta Rustica (19), mahasiswa baru STIP Jakarta, meninggal dunia akibat terkena paparan sinar matahari.

Jaringan paru-parunya robek dan mengeluarkan darah, namun ada luka di mulut, ujarnya.

Atas perbuatannya itu, tersangka divonis 15 tahun penjara berdasarkan Pasal 351-3 Pasal 338. Hasil autopsi jenazah korban

Kepala Rumah Sakit (Karumkit) Polri Brigjen Hariyanto mengatakan, autopsi jenazah korban memakan waktu sekitar tiga jam.

“Hari ini dilakukan autopsi terhadap jenazah P laki-laki (19 tahun), kelahiran Juni 2005. Otopsi dilakukan sekitar pukul 09.00 WIB dan selesai sekitar pukul 12.00 siang,” kata Hariyanto saat dihubungi, Sabtu. (04/05/2024).

Secara umum korban mengalami luka lebam di bagian luar dan dalam tubuh, kata Hariyanto.

“Umumnya mulut, lengan atas, dan dada mengalami memar, bibir robek, paru-paru memar, dan organ dalam tersumbat.

Namun Hariyanto belum bisa memastikan penyebab kematian korban karena masih dilakukan penyelidikan.

Dia berkata: “Penyelidik sedang memeriksa apakah kematian terjadi berdasarkan otopsi.”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *