Beda Keterangan Keluarga dan Polisi, Kompolnas Minta Kematian Brigadir RAT Diusut Secara Transparan

TRIBUNNEWS.COM – Ada kejanggalan informasi antara polisi dan keluarga soal meninggalnya Brigadir Ridhal Ali Tomi (RAT).

Brigjen Ridhal Ali Tomi, mantan Satuan Angkutan Polri Manado, Sulawesi Utara, ditemukan tewas di Jalan Mampang Prapatan IV/RT. 010/02, Kelurahan Tegal Parang, Mampang, Jakarta Selatan, Kamis (25/4/2024).

Berdasarkan informasi polisi, Brigjen RAT berada di Jakarta karena sedang berlibur, ada urusan keluarga, atau sedang mengunjungi kerabat.

Hal itu dilakukan Kapolda Metro Jaya Kombes Ade Rahmat Idnal.

Pernyataan senada juga disampaikan Kabid Humas Polda Manado Ipda Agus Haryono.

Dia mengatakan, Brigjen RAT berangkat ke Jakarta untuk mengunjungi rumah kerabatnya di Mampang Prapatan, Jakarta Selatan.

Namun, istri Brigjen RAT, Novita Husain, justru berkata sebaliknya.

Ia mengatakan, suaminya sedang berada di Jakarta untuk penugasannya sebagai Bantuan Kendali Operasi (BKO).

Menurutnya, Brigjen RAT menjabat BKO di Jakarta sejak tahun 2022.

Brigjen RAT disebut dibawa ke Jakarta oleh seorang polisi wanita yang sulit dijelaskan.

Berdasarkan hal tersebut, Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) meminta polisi mengusut kasus tersebut secara terbuka.

Permintaan tersebut terutama terkait dengan aktivitas almarhum yang kini tampak ada kejanggalan antara pihak keluarga dan Polda (Sulut), kata Komisioner Kompolnas Yusuf Warsyim, Senin (29/4/2024). ), dilansir WartaKotalive.com.

“Dalam pantauan Kompolnas saat ini, kematian anggota RAT Polri diduga karena bunuh diri.”

Kompolnas mendorong penyidik ​​Polda Sulut, Propam Bid, dan Bareskrim mengusutnya secara profesional, transparan, dan bertanggung jawab, lanjutnya.

Yusuf pun meminta konfirmasi atas meninggalnya Brigjen RAT yang berujung pada bunuh diri.

Dia menjelaskan, pihak keluarga harus bisa menemukan penjelasan yang baik atas meninggalnya pria yang akrab disapa Ali itu.

“Perlu dipastikan apakah dugaan bunuh diri itu benar atau tidak.”

“Kompolnas sendiri merupakan langkah awal untuk meminta informasi, termasuk tentang aktivitas almarhum. Kami mohon pihak keluarga mendapat penjelasan yang layak,” jelasnya.

Berdasarkan informasi, Brigjen RAT diduga bunuh diri.

Mayatnya ditemukan di dalam mobil Alphard dengan luka tembak di kepala.

Dan sebuah senjata yang diyakini milik korban ditemukan di lokasi kejadian.

Senjata jenis tersebut merek HS-9 nomor H258799 kaliber 9,9 mm, berlaku mulai 1 Juli 2023 sampai dengan 2 Juli 2024, ditandatangani Kapolda Manado Kompol Julianto Sirait.

Pistol itu ditemukan di bawah jok pengemudi, tepat di kaki kanan Ali. Brigadir RAT pernah mengeluh

Novita juga mengungkapkan, Brigjen RAT pernah mengadukan pekerjaannya.

Menurutnya, suaminya sempat mengaku tidak menyukai pekerjaannya.

“Saat almarhum mengatakan melalui telepon bahwa dia sudah tidak nyaman bekerja di sana, saya tidak mengerti maksudnya,” kata Novita, Minggu (28 April 2024), seperti dikutip TribunManado.com.

Brigjen RAT, lanjutnya, selalu mengeluh ingin pulang ke kampung halaman.

Namun keinginan Brigjen RAT untuk pulang tidak berhasil hingga ia meninggal dunia.

“Iya. Dia suka bilang ‘Aku mau kembali’,” kata Novita.

Almarhum akhirnya kembali ke Minahasa pada awal Januari 2024 saat Oshin hendak melahirkan.

Artikel ini sebagian telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul: Kompolnas Minta Polisi Selidiki Penyebab Meninggalnya Brigjen RAT, Ada Beberapa Laporan dari Keluarga dan TribunManado.com dengan Judul: Terungkap, Ini Brigjen Sebelum meninggal, Ridhal Ali Tomi sempat mengungkapkan kalau itu untuk istrinya.

(Tribunnews.com/Deni)(WartaKotalive.com/Ramadhan LQ)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *