7 Fakta Baru Tewasnya Brigadir RAT, Jadi Ajudan Pengusaha Tanpa Izin Sejak 2021 hingga Kasus Ditutup

BERITA TRIBUN.

Brigadir RAT disebut menembak dirinya sendiri hingga tewas di dalam mobil Alphard yang diparkir di halaman rumah.

Polres Metro Jakarta Selatan menggelar jumpa pers terkait hal tersebut pada Senin (29/4/2024).

Berikut Tribunnews.com rangkum beberapa fakta baru yang diberitakan di berbagai tempat terkait meninggalnya Brigadir RAT: 1. Alasan polisi menutup kasus tersebut

AKBP Bintoro, Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan, membenarkan Brigadir RAT tewas akibat luka tembak yang dilakukan sendiri.

Dalam jumpa pers, Bintoro menjelaskan, korban terluka di bagian kepala akibat senjata jenis HS.

“Dengan menembakkan senjata HS 9mm ke kepala,” kata Bintoro.

Polisi menyatakan memiliki cukup bukti soal aksi pembunuhan Brigadir RAT.

Hingga akhirnya polisi menutup kasus tersebut.

Namun polisi masih mendalami motif dibalik nyawa Brigadir RAT. 2. Brigadir RAT menjadi satpam tidak resmi

Sementara itu, Humas Polda Sulawesi Utara (Sulut), Kombes Michael Irwan Thamsil mengatakan, Brigadir RAT datang ke Jakarta sebagai satpam seorang pengusaha.

“Iya iya, itu (pelepasan SIM) itu hasil penelusuran kami secara menyeluruh, dari hasil pemeriksaan yang dilakukan Bid Propam di sini, jelas yang bersangkutan tidak memiliki surat saat menjadi pengemudi atau asisten. Bea atau izin dikeluarkan departemen,” Michael.

Brigadir RAT disebut-sebut menjadi pendamping pengusaha di Jakarta sejak tahun 2021.

Selama tiga tahun Brigadir RAT menjadi anggota parlemen tanpa izin.

Jadi, Kastkar kami tidak tahu dari pemerintah atau Polres Manado, jelasnya. 3. Dia telah menelantarkan wanita dan anak-anak

Beberapa hal baru lagi ditemukan polisi.

Sebelum menembak dirinya sendiri, Brigadir RAT rupanya mengambil seorang wanita dan seorang anak dari mobil Alphard tempat ia meninggal.

Pengumuman itu disampaikan anggota Bareskrim Polri Ipda Saji dalam jumpa pers yang digelar Polres Metro Jakarta Selatan, Senin.

Ipda Saji mengatakan, polisi telah menganalisis 13 rekaman CCTV.

13 kasus ini memiliki video Brigadir RAT yang membunuh anak-anak dan perempuan.

Seorang anak laki-laki berkemeja biru dan celana pendek keluar dari mobil terlebih dahulu.

Saat itu seorang laki-laki berbadan tegap dan mengenakan kemeja safari hijau masuk melalui pintu depan sebelah kiri.

Ipda Saji berkata, “Kalau begitu, laki-laki yang mengenakan perisai hijau itu kita panggil 2 laki-laki, bayi laki-laki turun dari kiri tengah, dan perempuan turun dari tengah kanan.

Ia menambahkan: “Kemudian seorang wanita berkemeja putih dan celana hijau turun dari kiri tengah. Di tempat ketujuh, arah mobil Alphard datang dan berbelok.” 4. Tidak ditemukan DNA orang lain di TKP

Berdasarkan hasil tes, Laboratorium Polri dan IT tidak dapat menemukan DNA orang lain yang hadir.

Laboratorium dan Pusat Informasi Nasional memastikan bahwa DNA dari mobil Alphard adalah milik Brigadir RAT.

“Jadi, kami tidak menemukan profil DNA orang lain di pistol atau barang bukti peluru, kami tidak menemukan profil DNA di mobil dekat pengemudi, kami mendapatkan profil korban dari darah korban. Kursi”, Irfan dikatakan.

“Melanjutkan hasil pemeriksaan senjata, senjata HS kaliber 9mm buatan Kroasia dengan H 258799 dapat berfungsi dengan baik, sehingga masih berfungsi, sehingga masih dalam kondisi akhir dan sudah ditembakkan dan diuji termasuk GSR. senjatanya masih GSR, artinya sudah ditembakkan.” 5. Tidak ada peluru di kepala Brigadir RAT

Sementara itu, RS Polri Kramat Jati Jakarta mengungkap hasil otopsi luar jenazah Brigadir RAT.

Tim Medis RS Polri Asri Meghtari mengatakan pada jenazah Brigadir RAT terdapat luka terbuka di pelipis kiri dan kanan.

Dia membenarkan bahwa cedera tersebut disebabkan oleh peluru.

Ditembak di kepala.

Selain itu, Asri juga mengatakan korban tidak terkena tembakan di bagian kepala.

Berdasarkan hasil pemeriksaan rontgen, luka tembak tersebut menyebabkan patah tulang tengkorak.

Hasil rontgen tidak ada peluru di rongga kepala. Sedangkan CT scan menunjukkan adanya tulang tengkorak, jelasnya.

“Dan pemeriksaan seluruh tubuh tidak menemukan bukti adanya kekerasan fisik,” imbuhnya. 6. Mengapa keluarga menolak mengikuti tes

AKBP Bintoro, Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan, mengatakan pihaknya membantah melihat rekaman CCTV korban bunuh diri yang dilakukan jenazah Brigadir RAT.

Bintoro mengatakan: “Keluarga datang kesini, kami menjelaskan bukti-bukti terkait CCTV ini dan menjelaskannya kepada dokter forensik Ibu Asri”.

Setelah mendapat rincian dan bukti CCTV, pihak keluarga menolak melakukan visum terhadap jenazah Brigjen RAT. 7. Kapolres dan Kadis Keselamatan Jalan Manado diperiksa

Terkait meninggalnya Brigadir RAT, Kapolda Sulut memerintahkan dilakukan penyelidikan oleh Kapolres dan Petugas Keamanan Jalan Polresta Manado.

Kapolda Sulut, Kompol Michael Irwan Thamsil, dikutip Tribun Manado mengatakan: “Oleh karena itu, tidak ada manajemen atau ketegasan yang tidak diketahui di Polresta Manado.”

Selain itu, Michael juga membantah tudingan Kapolresta dan Kapolda Manado menerima uang sebesar 10 juta dari pedagang atau brigadir batu bara RAT.

Ia menjelaskan, “Kami sudah selidiki dan ternyata hal tersebut tidak benar, selama ini Kapolres Manado sedang diperiksa oleh Propam.”

Artikel ini sebagian dimuat di TribunManado.com dengan judul BREAKING NEWS: Propam Polda Sulawesi Utara soal kasus ini diselidiki.

(Tribunnews.com/Jayanti Tri Utami/Abdi Ryanda Shakti/Fahmi Ramdhan/Rifkah, TribunManado.com/Rhendi Umar)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *