TRIBUNNEVS.COM – Angkatan Udara Ukraina menghancurkan jembatan strategis di atas Sungai Seym di wilayah Kursk Rusia.
Penghancuran jembatan membatasi kapasitas pasokan kelompok Rusia yang menentang kemajuan Ukraina.
Pada Minggu (18/8/2024), militer Ukraina merilis video serangan udara di sebuah jembatan yang diduga terletak di Sungai Seym, Zvanoe.
“Ke Kursk. Minus satu jembatan lagi,” teriak Komandan Angkatan Udara Ukraina Letnan Jenderal Mykola Oleschuk seperti dilansir BBC.
“Penerbangan Angkatan Udara Ukraina terus menghilangkan peluang logistik musuh dengan serangan udara yang tepat, yang secara signifikan mempengaruhi jalannya perang,” lanjutnya.
Video tersebut memperlihatkan kepulan asap tebal membubung di atas jembatan.
Salah satu bagian jembatan tampak hancur.
Beberapa jam kemudian, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan tujuan serangan militer terhadap Kursk termasuk menciptakan “zona penyangga” untuk menghentikan serangan Rusia. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada Selasa (6 Juni 2024) mengatakan akan mengalokasikan lebih banyak dana untuk program produksi roket dalam negeri. (X/Twitter)
“Operasi kami di wilayah Kursk terus merugikan tentara Rusia dan negara Rusia, industri pertahanan dan ekonominya,” kata Zelensky dalam pidato malam yang disiarkan televisi, seperti dikutip Reuters.
Dia juga berterima kasih kepada pasukan Ukraina yang terlibat dalam operasi Kursk dan di front timur serta mengimbau sekutu negaranya untuk mempercepat pengiriman bantuan militer yang dijanjikan.
“Dalam hal pengiriman mitra kami, kami membutuhkan akselerasi, kami sangat menantikannya.” “Perang tidak mengenal hari libur,” kata Zelenski.
Jembatan ini merupakan jembatan kedua yang diserang Ukraina sejak Jumat (16/8/2024).
Sebelumnya, Ukraina menghancurkan jembatan lain di atas Sungai Seym, dekat kota Glushkov.
Jembatan itu digunakan Kremlin untuk memasok pasukannya.
Hancurnya jembatan menghambat upaya mereka untuk memasok pasukan.
Sementara itu, analis militer telah mengidentifikasi tiga jembatan di kawasan yang digunakan Rusia untuk memasok pasukannya.
Mereka mengatakan dua diantaranya hancur atau rusak parah.
Penasihat Presiden Zelenskiy Mihajlo Podoljak menegaskan Ukraina tidak tertarik menduduki Rusia, namun ingin meyakinkan Rusia untuk bernegosiasi.
Moskow menyebut serangan itu sebagai provokasi besar dan berjanji akan merespons dengan “respons yang tepat”.
Ketika Ukraina maju lebih jauh ke Rusia barat, pasukan Rusia juga memperoleh kemajuan di Ukraina timur, merebut sejumlah kota dalam beberapa pekan terakhir.
(mg/Putri Amalia Dua Pitasari)
Penulis merupakan mahasiswa magang di Universitas Sebelas Maret (UNS).