Reporter Tribun News.com, Renas Abdila melaporkan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Emiten grup toko roti, PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) berencana melakukan kuasi restrukturisasi untuk memperbaiki posisi keuangannya.
Restrukturisasi kuasi adalah prosedur akuntansi untuk restrukturisasi modal dengan menghilangkan laba ditahan negatif.
Direktur dan chief financial officer (CFO) BNBR mengatakan: “Kuasi restrukturisasi ini dilakukan untuk memperbaiki laporan posisi keuangan konsolidasi perseroan agar mencerminkan posisi dan kinerja keuangan perseroan yang lebih baik tanpa beban kerugian masa lalu. bisa tampil.” Rai Hendrajanto M. Shakti, di Jakarta, Rabu (15/5/2024).
Dia merinci, kuasi restrukturisasi memiliki lima tujuan yang akan dilaksanakan perseroan.
Pertama, aksi korporasi ini memungkinkan perusahaan melakukan awal baru (fresh start) dengan saldo keuangan yang mencerminkan saldo laba tanpa beban kerugian di masa lalu.
Kedua, memperbaiki struktur permodalan perusahaan dengan menghilangkan akumulasi kerugian (defisit) dengan menggunakan komponen modal lain seperti agio saham, selisih transaksi dengan pihak nonpengendali dan pengurangan modal saham.
Ketiga, dengan posisi neraca keuangan yang mencerminkan nilai sekarang tanpa beban kerugian masa lalu, diharapkan perusahaan akan lebih mudah memperoleh dana bila diperlukan untuk pengembangan usaha.
Keempat, tidak mengalami kerugian neraca akan berdampak positif bagi pemegang saham karena perseroan dapat membagikan dividen sesuai ketentuan yang berlaku, termasuk Undang-Undang Perseroan Terbatas (UUPT).
Kelima, meningkatkan minat dan daya tarik investor terhadap saham perseroan, sehingga diharapkan dapat meningkatkan likuiditas perdagangan saham perseroan, jelas Roy.
Menurutnya, BNBR optimis pada tahun 2024 perseroan mampu meraih pencapaian positif melalui beberapa proyek strategis yang sedang berjalan.
“Kami yakin dan optimis bahwa banyaknya strategi bisnis yang diterapkan akan menjaga kelancaran dan kelangsungan operasional serta memberikan dampak yang lebih positif bagi perusahaan di masa depan,” tambahnya.
Roy juga menyatakan, hal yang pertama adalah soal strategi bisnis, agar perseroan terus berupaya memperkuat fundamental bisnis dengan memperkuat operasional masing-masing unit bisnis, sehingga mampu bersaing di pasar untuk mempertahankan kinerjanya. daya saing.
Perusahaan juga membuka peluang kemitraan strategis untuk meluncurkan bisnisnya.
“Dalam 3 tahun ke depan, perseroan menargetkan CAGR sebesar 16,6 persen dengan bagi hasil konsolidasi sebesar 40,8% dari sektor pipa baja, 5,6% dari sektor pembuatan baja, 4,1% dari sektor infrastruktur dan penunjang infrastruktur,” jelasnya. adalah . pendapat
Selain itu, pihaknya sedang mengembangkan portofolio bisnis yang berhubungan dengan produksi listrik dari sumber baru terbarukan (EBT), kendaraan listrik dan komponen otomotif, serta teknologi konstruksi cepat (pencetakan 3D dan rumah prefabrikasi).