Tangis Ibunda Korban Tewas Kebakaran Toko di Mampang: Anaknya Baru Kerja 11 Hari Sebagai ART Infal

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kebakaran toko bingkai atau frame shop Brother Frame & Gallery di Mampang Prapatan, Jakarta Selatan membuat Sri Danuningsih (46) sangat sedih.

Putrinya Tiara, 24, diyakini menjadi salah satu dari 7 korban tewas dalam kebakaran tersebut.

Tiara sebenarnya bekerja di Brother Frame & Gallery sebagai in-house Assistant (ART). Dia untuk sementara menggantikan petugas kebersihan di toko ketika dia kembali ke rumah.

Sri dan keluarga datang ke lokasi kejadian untuk memastikan apakah anaknya memang menjadi korban kebakaran atau tidak.

Ia masih tak percaya ketika ada anggota keluarga pemilik toko bingkai, Brother Frame & Gallery, menelepon mengabarkan anaknya telah meninggal.

Sesekali Sri menyeka air matanya dengan punggung tangan dan selendang. Namun air matanya tidak berhenti.

“Anak saya namanya Tiara. Saya baru mulai kerja di sana (Saudara Frame & Gallery) tanggal 8 April,” kata Sri saat berbincang dengan wartawan di Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Jumat (19/4/2024).

Ibu rumah tangga (IRT) mengatakan Tiara masih berusia 24 tahun. Putrinya bekerja sebagai Pembantu Rumah Tangga (ART) di Brother Frame & Gallery.

Pasalnya, ART yang bekerja di Brother Frame & Gallery pulang lebih awal dan akan kembali bekerja beberapa hari lagi.

“Malah adiknya (pulang) (ke desanya), kata teman saya, lalu (anak saya), tanggal 20 (April) dia mau pulang, malah mudik selamanya,” kata Sri sambil menangis. . .

Sri mengetahui ada lowongan di infal ART temannya.

Mendapat kabar tersebut, Sri menawarkan pekerjaan tersebut kepada anaknya melalui telepon karena Tiara sedang berada di kampung halamannya, yakni Wonogiri, Jawa Tengah.

Tertarik dengan tawaran tersebut, putra Sri pun menyetujuinya dan meninggalkan kampung halamannya menuju Jakarta untuk bekerja pada pukul 8-20. hingga April 2024.

FYI, kebakaran terjadi pada Kamis (18/4/2024) pukul 19.40 WIB di toko bingkai bernama Brother Frame & Gallery.

Kebakaran diduga bermula dari ledakan kompresor yang digunakan untuk pengecatan. Karena banyaknya bahan yang mudah terbakar, api cepat menyebar dan membesar.

Akibatnya, tujuh orang terjebak di lantai tiga toko tersebut dan tidak bisa menyelamatkan diri. Mereka baru ditemukan tewas pada Jumat pagi di sebuah kamar di lantai dua rumah tersebut. Para korban dinyatakan meninggal di rumah sakit polisi.

Komandan RS Polri Kramat Jat Brigadir Hariyanto mengatakan ketujuh jenazah tersebut dibawa ke Pabrik Ilmu Forensik untuk dilakukan identifikasi medis lebih lanjut.

“Tujuh jenazah tersebut satu laki-laki dewasa, dua laki-laki anak-anak, dan empat perempuan dewasa,” kata Hariyanto di RS Polri Kramat Jat, Jakarta Timur, Jumat (19/4/2024).

Belum diketahui pasti apakah ketujuh jenazah korban kebakaran tersebut merupakan satu keluarga atau bukan, sembari menunggu hasil identifikasi medis lebih lanjut.

Metode identifikasi korban bencana (DVI) digunakan untuk mengidentifikasi korban dengan cara mencocokkan data ante-mortem keluarga dengan data visum jenazah.

Metode DVI terdiri dari tiga parameter identifikasi yaitu sidik jari, rekam medis gigi, dan DNA yang masing-masing memiliki ciri khusus untuk mengungkap identitas seseorang.

“Nanti kita buktikan apakah satu keluarga. Masih ada korban (kebakaran) di (berbeda) RS. Nanti kita tanyakan apakah bisa dikomunikasikan,” ujarnya.

Hariyanto mengatakan, hingga pukul 12.00 WIB, pihak keluarga korban belum ada yang datang ke RS Polri Kramat Jat untuk memberikan data perbandingan ante mortem.

Meski demikian, petugas Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Biddokkes) Polda Metro Jaya sudah melakukan pendataan korban sejak tiba di lokasi kejadian untuk mendapatkan rincian ante-mortem.

Biddokkes Polda Metro Jaya juga telah mendata lima korban luka bakar yang dirawat di rumah sakit lain untuk dibandingkan datanya guna keperluan identifikasi.

“Saat ini tim RS kami sedang memeriksa (jenazah ketujuh korban) di visum (forensik), kemudian di TKP Polda Metro untuk mencari detail pre mortem,” ujarnya.

Berdasarkan laporan awal, tujuh korban yakni Thang Tjiman (75), Heny (39), Riichi (2), Ausin (8), Tia (25), Sheila (20) dan seorang perempuan yang diyakini berusia 18 tahun, meninggal dunia. . Tua. (Kompas.com/TribunJakarta)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *