TRIBUNNEWS. Penguatan mata uang Garuda terjadi di tengah keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang menolak tawaran pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD pada Pilpres 2024.
Dolar AS juga terlihat turun 0,03 persen menjadi 106,12. Sebagian besar mata uang Asia juga mendukung dolar, termasuk yen Jepang yang naik 0,01%, dan won Korea yang naik 0,20%.
Sementara ringgit Malaysia menguat 0,03 persen, mata uang India menguat 0,14 persen. Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi membenarkan pelemahan dolar AS hari ini karena kekhawatiran suku bunga jangka panjang.
Hal ini membuat banyak trader bias terhadap dolar AS. “Meredakan ketegangan di Timur Tengah telah memberikan kenyamanan bagi mata uang regional, serta meningkatkan selera makan,” kata Ibrahim dalam survei hariannya.
Dari dalam negeri, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pada Maret 2024, pendapatan perdagangan Indonesia meningkat sebesar 4,47 miliar dolar AS. Sedangkan bisnis Januari hingga Maret 2024 mencapai 7,31 miliar dolar AS.
Surplus tersebut sesuai ekspektasi analis, tambah Ibrahim.
Akibatnya, Indonesia tetap gulung tikar selama 47 bulan berturut-turut pada Mei 2020.