TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Dr. Kareena Citra Devi Jo, Ph.D. Atau yang akrab disapa Kareena Jo, generasi terbaik BPK Penabar pemegang paten vaksin Covid-19 – AstraZeneca, menerima pin emas dari Yayasan BPK Penabar di Hotel Mercure, Ankole, Senin pekan lalu.
“Penghargaan ini kami berikan sebagai bentuk apresiasi atas peran Karina Jo dalam membantu penanganan Covid-19 di Indonesia dan dunia, serta sebagai bentuk apresiasi BPK Penabarin terhadap salah satu lulusan kami yang telah memberikan dampak bagi orang lain,” ujarnya. .Ketua Umum Yayasan BPK Penabar, Adri Azur.
Adri Lazuardi mengatakan BPK Penabar bangga dengan prestasi luar biasa yang diraih Karina Jo. Menurut Adri, Kareena Jo telah berkontribusi banyak kepada dunia dengan menciptakan AstraZeneca, vaksin Covid-19 yang telah menyelamatkan jutaan nyawa.
Lulusan SMAK 1 BPK Penabar Jakarta tahun 2005, Senior Postdoctoral Research Scientist di bidang pengembangan vaksin yang fokus pada vaksin vektor virus di Universitas Oxford.
Karina terus bekerja dalam proses pengembangan vaksin vektor adenovirus dan memainkan peran utama dalam banyak proyek kolaborasi internasional dengan mitra industri.
Ia juga berkontribusi pada pengembangan fasilitas BioProcess and Analytical Development (BPAD), yang didirikan untuk meningkatkan penerjemahan temuan penelitian medis guna meningkatkan hasil pasien.
Kareena Jo memegang gelar Master dan Ph.D. dalam bidang bioteknologi dari Royal Melbourne Institute of Technology, Australia. Sebelum bergabung dengan Universitas Oxford, ia bekerja di Commonwealth Scientific and Industrial Research Organization (CSIRO).
Di Jenner Institute, Karina meneliti metode produksi vaksin yang lebih baik, termasuk vektor adenovirus. Ia dikenal sebagai salah satu pemegang paten vaksin COVID-19 AstraZeneca yang diproduksi secara besar-besaran.
Dalam wawancara tersebut, Kareena Jo berbicara tentang penelitian yang telah dia lakukan sepanjang karir ilmiahnya. Setelah menyelesaikan sekolah menengah atas dalam waktu dua tahun melalui program akselerasi di SMAK 1 BPK Penabur Jakarta, beliau melanjutkan studi sarjana bioteknologi di Hong Kong, Australia dan bekerja di Oxford, Inggris.
Di Inggris, Karina Joe ditugaskan untuk mengelola proyek pengembangan vaksin COVID-19 karena dianggap ahli di bidangnya. Tujuh tahun pengalaman industri dan fokus pada pengembangan produk skala besar sesuai standar manusia. Mempelajari teknologi vaksin selama studi PhD di Australia.
Karina menghadapi tantangan yang sangat besar dalam mengembangkan vaksin, termasuk bekerja sendiri dan menghadapi tenggat waktu yang sangat ketat. Berkat karakter yang terbentuk selama menjalani pelatihan di SMAK 1, Kareena Jo mampu menghadapi tantangan tersebut dengan disiplin, pantang menyerah dan menyelesaikan masalah.
Ia teringat gurunya, Bu Lili, yang mengenalkannya pada bidang baru bioteknologi, yang saat itu jarang terdengar di sini, namun sedang booming di luar negeri.
Kareena Jo mengaku gurunya Bu Lily tanpa sadar menginspirasinya melalui presentasi biologinya. “Ketika Karina Jo belajar biologi di sekolah menengah, dia adalah siswa yang baik hati, rendah hati, rajin, dan konsisten,” kata Ms Lilley.
“Saya mengajarinya selama dua tahun dan selama itu dia mengikuti kursus akselerasi di SMAK 1 Penabur Jakarta. Saya bangga dengan prestasi besar yang diraihnya. Semoga Karina Jo tetap menjadi orang yang rendah hati dan selalu bersyukur kepada Tuhan atas harga dirinya. dalam prestasinya “Semoga beliau semakin sukses dalam menggapai cita-citanya dan semoga Tuhan selalu membimbingnya dalam setiap langkahnya. Dan kuharap Karina menemani Joe,” ucap Bu Lily menutup pembicaraan.
Pengalaman belajar di SMAK 1 telah melatihnya untuk bersikap tenang (berpikir jernih) dan tidak panik ketika menghadapi permasalahan sehingga dapat lebih obyektif dalam menganalisa dan mengambil langkah yang tepat untuk mengatasi permasalahan tersebut. Vaksin yang dikembangkan Kareena dan timnya mencapai tingkat keberhasilan 80% dan lima miliar dosis telah diberikan pada tahun 2021.
“Saya mengucapkan selamat dan bangga atas prestasi luar biasa yang diraih salah satu wisudawan kita, Kareena Jo. Prestasinya menjadi inspirasi dan penyemangat bagi kita semua di sekolah ini. Kami sangat berterima kasih kepada Karina Jo atas kontribusinya terhadap penemuan vaksin AstraZeneca yang sangat penting terutama dalam situasi kesehatan global saat ini. “Semoga prestasi ini semakin memacu kita semua di SMAK 1 Penabur Jakarta untuk meraih prestasi yang berdampak pada kebaikan orang lain,” ujar Ibu Sylviana Krisyan, Direktur SMAK 1 Penabur Jakarta.
Vaksin ini dikembangkan dengan mempertimbangkan negara-negara berkembang yang memiliki keterbatasan finansial sehingga setiap orang mempunyai akses terhadap vaksin tersebut. Beliau menekankan pentingnya karakter yang baik untuk mencapai hasil yang maksimal, antara lain menjadi ilmuwan yang jujur, tidak memanipulasi data, dan belajar dari kegagalan.
Kareena Jo mengingatkan generasi muda untuk tidak mencari jalan pintas menuju kesuksesan, namun membangun kesuksesan jangka panjang melalui ketekunan dan mengikuti panggilan hati. Karakter yang baik akan membuahkan hasil yang baik. Untuk menjadi seorang ilmuwan, keinginan untuk membantu orang lain sangatlah penting. Ia berharap mahasiswa Penabur dapat menjadi anugerah bagi negara dan dunia di masa depan.
Kareena Jo berpesan kepada para pelajar Penabar di 15 kota, “Memiliki akhlak yang baik, disiplin, jujur dan bertakwa adalah inti dari segalanya. Sikap bertakwa dan selalu berdoa akan membantu mencapai rencana hidup yang lebih baik.”