Pesan Emosional di Balik Album Titik Tiga Cita Rahayu

Dilansir Fawzi Alamsiyah, reporter Tribunnews.com

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Album perdana Cita Rahayu bertajuk Titik Tiga merupakan wujud keseriusan kecintaannya terhadap sebuah karya seni musik.

Pasalnya album ini menunjukkan proses kedewasaan Sita Rahayo dalam hidupnya setelah menikah dengan Didi Soekarno.

Cita Rahayu baru-baru ini mengatakan kepada sebuah grup media: “Inspirasi lagu-lagu di album ini berasal dari suara alam dan pesan serta imajinasi tersirat dari lukisan yang saya buat sendiri. Semuanya terinspirasi oleh kehidupan dan dunia.”

Poin ketiga mempunyai arti tersendiri. Hal serupa juga dirasakan Sita saat memberi nama album debutnya.

Setiap orang akan mencari jawaban dalam kehidupan dan spiritualitasnya, sesuai dengan warna yang digunakan dalam simbolnya, yaitu merah, hijau dan ungu, yang melambangkan cakra-cakra dalam tubuh yang biasanya dikendalikan untuk menjaga ritme tubuh dan fisik serta mental. keseimbangan kesehatan. adalah. Sita bercerita tentang filosofi album terbarunya.

Ada banyak makna tersembunyi dalam lagu-lagu album pertamanya. Energi spiritual terletak pada proses pendewasaan.

Kata Sita, “Tidak boleh didasari oleh agama, kepercayaan, dan kecintaan terhadap cahaya dan hidayah Allah atau Tuhan Yang Maha Esa. Ini yang menjadi landasan karya-karya saya ke depan.”

Genre album ini sangat berbeda dengan album sebelumnya dan bernuansa folk-elektronik.

“Ini genre baru di Indonesia,” kata Sita.

Sita Rahayu menjadi satu-satunya penyanyi sekaligus pencipta lagu yang mengusung genre Ambient folktronica.

Selanjutnya, proses pembuatan album Essential Trilogy memakan waktu hampir 1,5 tahun. Berbagai kendala dalam produksi dan emosi ditemukan.

Apalagi produser, komposer dan sound engineer musik ini adalah suami saya Mas Didi Mahardhika Soekarno. Saya juga menjadikan istri saya sebagai lawan bicara konsep ini, jelas Sita.

Sita membenarkan sebagian besar lagunya terinspirasi dari suaminya.

Album tersebut kemudian diberi nama “Anak Hati” karya Sita Rahayu dan Didi Soekarno setelah keduanya menikah pada tahun 2022.

Sebelum merilis album terbarunya, Sita juga menggubah lagu Perempuan yang dirilis dalam rangka Hari Kartini dan berkolaborasi dengan TRAH.

“Lagu Wanita juga menampilkan Mas Didi yang didedikasikan untuk seluruh pahlawan wanita yang bekerja untuk memajukan kepentingan orang banyak,” pungkas Sita Rahayu.

Sementara Titik Tiga meluncurkan trilogi tiga lagu, Sang Penghancur, Mantra-Mantri (feat. Sudjiwo Tejo) dan Bakar (feat. Trio Wijaya).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *