Penyair Joko Pinurbo Berpulang, Raditya Dika Mengenang Puisinya yang Mengingatkan pada Kematian

TRIBUNNEWS.COM – Penyanyi Yoko Pinurbo yang akrab disapa Jokpin telah meninggal dunia. Dia meninggal pada usia 61 tahun.

Berita ini membawa kesedihan bagi keluarga, teman dan banyak orang yang menikmati lagu-lagunya.

Salah satunya komedian sekaligus sutradara Raditya Dikka.

Lewat postingan di Instagram, Radit sapaan akrabnya mengenang penyanyi tersebut.

Di sana, Radit bercerita tentang percakapannya dengan istrinya, tentang Yoko Pinurbo dan musiknya yang sederhana dan penuh makna.

“Dua tahun lalu, ketika kami sedang duduk di sofa sendirian bersama istri saya, percakapan kami beralih ke musik. Saya bilang ke dia, Pak Yoko Pinurbo salah satu penyanyi favorit saya karena kata-katanya yang lincah dan sederhana namun penuh makna,” tulisnya pada caption postingannya yang menyertakan foto Yoko Pinurbo dan foto kontaknya melalui. aplikasi perpesanan dengan musik.

Sebelum berbincang, Radit membacakan salah satu lagu Yoko Pinurbo kepada istrinya. Judulnya adalah “Doa Sang Pesolek”. Doa Keren

Yoko Pinurbo

Tuhan yang cantik

Bergabunglah dengan saya saat saya kembali ke hutan kosmetik.

Sertakan lanskap

Di alisku yang gelap.

Semprotkan bulan

Di kedalaman mataku.

Taburkan mulut

Pada rambut hitamku.

Merah hangat

Di bibirku yang gelisah.

Kuharap kecantikanku tidak berakhir terlalu cepat

Itu dengan cepat meledak seperti lumpur.

Aku harap aku masih bisa menikmati passionku

Yang perlahan merangkak menghangatkanku.

Sebelum jari-jari waktu

Lembut dan tenang

Dia merobek pakaianku.

Sebelum mematikan warnanya.

Sebelum digunakan

Lipstik terbaik

Bibirku yang mati.

Usai membaca puisi tersebut, Radit dan istrinya ngobrol panjang lebar.

“Kami semua sudah lama mendiskusikan arti lagu tersebut. Lagu ini sebenarnya mengingatkan kita akan kematian. “Semua hal baik memudar seiring berjalannya waktu,” kata Radit dalam keterangannya.

Menurut Radit, musiknya sangat bagus.

“Setelah itu saya ingin membagikannya dalam cerita, saya minta izinnya dan diberikan kepada saya.” Saya berbagi lagi hari ini. Kesedihan tengah melanda dunia sastra di Indonesia. Salah satu penyanyi kondang asal Yogyakarta, Joko Pinurbo atau nama populernya Jokpin, telah meninggal dunia,” kata Radit.

“Istirahatlah dengan baik, Tuan.”

“Terima kasih atas rangkaian kata-kata yang mengharukan. Lagu-lagumu abadi,” kata Radit mengakhiri pernyataan dalam pesannya.

Yoko Pinurbo meninggal dunia di RS Panti Rapih Yogyakarta pada Sabtu (27/4/2024) dini hari pukul 06.03 WIB. Dia meninggal karena mengalami gangguan pernapasan.

Rencananya jenazah penyanyi kelahiran Sukabumi, Jawa Barat, 11 Mei 1962 itu akan dimakamkan di pemakaman Demangan, Vedomartini, Ngemplak, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada Minggu (28/4/2024).

Melansir Kompas.com, kabar kepergian Yoko Pinurbo dibenarkan penyanyi Ni Made Purnama Sari.

Menurut Ni Made, Jokpin mengalami gangguan pernapasan.

Ada masalah pada pernapasannya, kata Made saat dihubungi Kompas.com, Sabtu.

Yoko Pinurbo meninggalkan seorang istri bernama Nurnaeni Amperavati Firmina, tiga orang anak, dua cucu, dan lima saudara laki-laki.

Sebelum pemakaman, jenazah Jokpin akan dimakamkan di Rumah Duka Jogja (PUKJ).

Pihak keluarga akan menggelar pertemuan di Jalan PGRI, Sonosewu, Kasihan, Bantul, Riang AB pada Sabtu pukul 16.00 WIB.

“Bapak Philip Yoko Pinurbo, 61 tahun, meninggal dunia dengan damai,” demikian bunyi obituari Yoko Pinurbo.

Profil Joko Pinurbo

Laporan dari website Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta, Joko Pinurbo lahir di Sukabumi, Jawa Barat pada 11 Mei 1962.

Orang-orang mengenal namanya karena lagu-lagunya yang luar biasa, seperti “One Morning” dan “Water in the Mix”.

Puisi Yoko Pinurbo mendapat tempat di kalangan pecinta sastra karena perpaduan humor dan humor dalam sebuah karya yang bersih dan cerdik.

Puisi yang ditulis mantan mahasiswa Universitas Sanatha Dharma Yogyakarta ini juga menyentuh isu sosial.

Sebelum dikenal sebagai penyair, Joko Pinurbo menempuh pendidikan di Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia di Lembaga Keguruan dan Ilmu Pendidikan Sanatha Dharma Yogyakarta.

Semasa hidupnya, Yoko Pinurbo menghasilkan berbagai karya di bidang puisi, cerita, dan esai.

Lagu ciptaan Yoko Pinurbo adalah Kekasihku, Di Bawah Sarung Berkibar, Lagu Renungan Gembira, 60 Epigram dan Buku Tidur.

Kemudian artikel yang ditulis oleh Joko Pinurbo adalah Srimenanti yang diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama pada tahun 2019.

Selain itu, Yoko Pinurbo juga telah menerima berbagai penghargaan atas kontribusi dan dedikasinya terhadap dunia sastra.

Yoko Pinurbo berhasil meraih Anugerah Puisi Dewan Kesenian Jakarta (2001), Anugerah Sastra Lontar (2001), Anugerah Karya Tulis Asia Tenggara (SEA) (2014), Anugerah Sastra Asia Tenggara (SEA) (2014), termasuk Penghargaan Gubernur Daerah Yogyakarta. Penghargaan Budaya Khusus (2019). (*)

Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJogja.com dengan judul BREAKING NEWS: Musisi Yoko Pinurbo Meninggal Dunia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *