MK Sindir Ketua KPU ‘Kebelet’ Tinggalkan Ruang Sidang karena Ada Kegiatan: ke Sini Lagi Sudah Bubar

Laporan reporter Tribunnews.com, Danang Triatmojo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI Hasyim Asy’ari yang memimpin sidang panel telah meminta izin kepada Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Suhartoyo. pengadilan MK; Kamis (2/5/2024).

Hasyim meminta izin, karena ada beberapa hal yang harus dilakukan perwakilan KPU mulai pukul 14.00 WIB di Kantor KPU RI, Batavia Pusat. Pemerintahan mengawalinya dengan memberikan informasi kepada calon pemilih pilkada, dengan bukti bahwa pilkada diselenggarakan oleh KPU.

Saya meminta izin untuk “bertemu”. 14 jam setelah itu pasar akan keluar karena acaranya untuk menyampaikan informasi calon pemilih daerah dalam pemilu,” kata Hasyim di hadapan masyarakat.

“Setelah kejadian itu, saya kembali ke pasar.”

“Siapa yang akan membawamu kembali?” tanya Suhartoyo.

“Banyak hal yang harus kita lakukan hari ini, termasuk perjuangan KPU untuk Pilkada provinsi dan perjuangan yang patut kita bagi bersama,” jawab Hasyim.

Soehartoyo malam harinya dibebaskan dan persidangan berakhir dengan tanggapan KPU terhadap debat pemilihan umum (PHPU), perkara kembali ke pengadilan.

Pengadilan juga mengingatkan KPU bahwa kantor-kantor lain telah diperingatkan bahwa jika perwakilan KPU tidak datang ke persidangan, maka pimpinan tergugat tidak dapat mengkoordinasikan atau memantau permasalahan yang muncul.

“Kalau saya kembali ke sini nanti malam, baru akan diterbitkan,” kata Suhartoyo.

“Seperti istirahat sejenak dari gereja,” jawab Hasyim.

Namun Suhartoyo memaklumi dan meminta jajaran KPU segera kembali ke pengadilan setelah kasus tersebut selesai.

“Pergilah pak, nanti saya kembali lagi,” kata Suhartoyo.

Sebelumnya, Hakim Mahkamah Konstitusi (MK) Arief Hidayat membenarkan ketidakhadiran Komisioner KPU RI 2024 dalam Pileg Pemilihan Umum (PHPU), sidang perselisihan tersebut, pada Kamis (2/5/2024).

Arief mengatakan, KPU RI belum mengambil tindakan serius terhadap PHPU, bahkan setelah pembicaraan Pilpres 2024.

Berawal dari kuasa hukum PAN yang mengumumkan KPU telah membuka kotak suara di Negara Bagian Lahat.

Pembukaan kotak suara tersebut dikatakannya dibawa untuk mengumpulkan bukti-bukti yang akan digunakan oleh pembentuk undang-undang dalam sidang PHPU 2024.

“Masalahnya kotak bukti itu yang dibuka dulu Pak Presiden. Bukti yang kami sajikan di sini adalah halaman jawabannya.” PAN pada sidang legislatif PHPU di ruang 3 Gedung MK, Batavia, Kamis (2/5/2024).

Usai mendengarkan dalil kuasa hukum PAN, Hakim Arief meminta keterangan KPU RI terkait insiden pembukaan kotak suara.

Arief tampak memperhatikan kursi yang diduduki Termohon KPU RI. Meski demikian, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi ini memahami tidak ada pimpinan KPU Indonesia yang hadir dalam sidang tersebut.

“Saya minta konfirmasi dari termohon. Benarkah kasusnya dibuka pada 27 April? Dari tergugat? KPU? KPU di mana? Pembina? Bagaimana KPU ini? Bagaimana ini?” kata Arief.

Menanggapi hal tersebut, perwakilan KPU RI menyebut pimpinan KPU RI punya agenda lain. Hakim Arief menilai KPU RI tidak pernah menindaklanjuti keputusan PHPU, bahkan pasca PHPU Pilpres 2024.

Arief kemudian bertanya kepada perwakilan KPU siapa saja yang menjadi perwakilan dalam rangka pertemuan ke-3 tersebut.

“Ayolah tidak mungkin, yang penting di sini bagaimana menjawabnya. Kenapa tidak serius dengan KPU? Mohon diketahui KPU harusnya serius,” kata Hakim Arief.

“Jadi, sejak Pilpres kemarin, KPU tidak menanggapi persoalan itu secara serius. Ya? Harus dilaporkan ke perwakilan. Berapa komisionernya?” kata Arief.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *