Laporan reporter Tribunnews.com Nitis Hawaroh
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mendorong Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Kalimantan Selatan menjadi kampus nasional ketahanan pangan, pusat penelitian global lahan basah dan mangrove.
Hal itu diungkapkan Bahlil saat memberikan kuliah umum di Universitas Lambung Mangkurat (ULM), Kalimantan Selatan dan ditayangkan di YouTube BKPM, Kamis (2/5) lalu.
Oleh karena itu rektor menginstruksikan saya untuk bertemu dengan Menteri Pertanian dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk segera memulai pelaksanaan rencana tersebut untuk kepentingan kampus, kata Bahlil, Jumat.
Bahlil mengatakan insentif ini sejalan dengan proses pembangunan Ibukota Negara Republik Indonesia (IKN) yang manfaatnya akan terasa di daerah penyangga yaitu Kalimantan dan sekitarnya.
“Jadi kita mau transfer IKN, untuk kepentingan siapa? Pertama Kalimantan, Kalimantan seluruhnya jadi safeguard. Nah lihat dulu perekonomian Kaltara ke depan pasti diuntungkan,” kata Bahlil.
“Dan ini konsentrasi perencanaan kota yang terbaik, menggunakan 30 persen, 70 persen alam. Ini salah satu kota terbaik di dunia. Dan saya diminta memimpin investasinya,” tegasnya.
Terkait perencanaan investasi IKN, Bahlil menjelaskan, klaster investasi pertama yang dikelolanya sebagian besar terdiri dari investor atau pengusaha dalam negeri, kemudian klaster kedua diisi investor asing.
“Jangan sampai asing mengambil alih pusat kota. Percaya diri dan percaya meluncurkan peradaban baru untuk mengelola dan berinvestasi di kota. Di sana mereka menggunakan mobil listrik yang berasal dari pembangkit listrik tenaga air. Kami akan membangun di Indonesia secara non- kawasan hutan,” kata Bahlil. .
“Kalimantan Selatan investasinya sekitar Rp7 triliun. Kami akan membangun kawasan ekosistem industri sentral dari batubara dan mendorong sektor hilir pertanian, perkebunan, dan maritim.
Di sisi lain, Rektor ULM Ahmad Alim Bachri mengatakan pihaknya berencana menjadikan ULM sebagai kampus nasional ketahanan pangan, pusat penelitian lahan basah dan mangrove global karena kehadiran ULM di Kalimantan Selatan berpotensi menjadi pintu gerbang utama IKN.
Ahmad menjelaskan, dalam rencana ini akan dibangun pelabuhan internasional. Selain itu, ULM sebagai kampus juga harus berperan dalam menjaga lingkungan.
“Bukankah Pelabuhan Internasional IKN di Kalimantan Selatan, Kabupaten Kota Baru, dihubungkan dengan jalan tol, 1,5 jam perjalanan dari Kabupaten Penajam Paser Utara, jadi ULM di sekitar pelabuhan, sehingga ada rencana untuk membangun pelabuhan internasional dengan upaya menjaga lingkungan pelabuhan,” jelas Ahmad.
Ahmad juga mencontohkan, pihaknya telah mengusulkan kepada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk menguasai lahan mangrove seluas 621 hektar untuk dijadikan pusat penelitian lahan basah dan mangrove.
“Bersama KLHK kita usulkan penguasaan lahan mangrove seluas 621 hektare dan informasinya sudah kita terima, kita tunggu persetujuan KLHK,” tegasnya.
Selain bekerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Rektor ULM Ahmad Alim Bachri menjelaskan, pihak kampus juga telah menjalin kesepakatan dengan PT Inhutani untuk mengelola lahan seluas 1.700 hektare untuk menjadi pusat pengembangan pengelolaan agribisnis.
“Saat ini ULM akan diberikan lahan seluas 1.700 hektare untuk dijadikan pusat pengembangan pengelolaan kegiatan pertanian terpadu. Ini yang harus dimanfaatkan,” jelas Ahmad.