Diminta Serap Gabah Lebih Optimal, Bos Bulog: Setiap Hari Mencapai 30 Ribu Ton

Laporan reporter TribuneNews.com Andrapta Pramudhyaj

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Perum Bulog disuruh Badan Pangan Nasional menyerap gabah lebih banyak saat puncak musim panen.

Direktur Utama Perum Bulog, Bayu Krishnamurthy menegaskan, pihaknya berkomitmen untuk menyerap gabah dan beras dalam negeri sebaik-baiknya pada puncak musim panen ini.

Bagi mereka, menjadi prioritas pemerintah untuk mengisi stok pangan pemerintah (CPP) dalam negeri pada puncak musim panen ini.

Tahun April 2024, penyerapan gandum/beras dalam negeri lebih tinggi dibandingkan tiga tahun sebelumnya, yakni setara 468 ribu ton gabah kering (GKP), ujarnya.

Kini dengan berbagai upaya yang dilakukan, BULOG mampu menyerap setara 30 ribu ton GKP per hari, dibandingkan rata-rata sebelumnya kurang dari 20 ribu ton, kata BULOG dalam keterangannya, Kamis (2/5/2019). 2024) Sudah.”

Dia memastikan hasil penyerapan yang dilakukan Bulog ke depannya akan terus meningkat.

Suyamato, Direktur Rantai Pasokan dan Pelayanan Publik Perum Bulog, menjelaskan tahun ini salah satu strategi pihaknya adalah melalui program jemput gabah di setiap wilayah kerja yang kelebihan produksi.

Hal ini untuk mempercepat proses penyerapan hasil produksi.

“Kami juga terus berkoordinasi dan berkoordinasi dengan kelompok tani, unit penggilingan dan mitra pengadaan,” kata Suyamato.

Ia menambahkan, “Hal ini selalu kami lakukan untuk mendapatkan hasil serapan yang maksimal pada saat gerakan panen raya ini.”

Sebelumnya, Perum Bulog disebut mampu memperkuat cadangan gabah petani sesuai musim panen saat ini.

Hal itu disampaikan Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi saat meninjau Pabrik Penggilingan Padi Modern (MRMP) Bulog di Karawang, Jawa Barat, Minggu (28/4/2024).

“Di saat panen melimpah, Bulog harus terus memperkuat perannya sebagai pembeli hasil panen petani. Kami pastikan harga tetap di tingkat petani,” kata Arif dalam keterangan tertulis yang dikutip, Senin (29). mereka tidak dihancurkan.” /4/2024).

Menurut dia, Bulog tidak punya alasan untuk tidak menyerapnya karena sudah ada alat pengering. “Keringkan, lalu simpan sebagai GKG (gabah kering),” kata Arif.

Untuk mengoptimalkan serapan tersebut, Pemerintah telah menerbitkan Kebijakan Fleksibilitas Harga Pengadaan Pemerintah (HPP).

Fleksibilitas ini disebut-sebut memungkinkan Bulog menyerap gabah/beras dan menjaga harga di tingkat petani.

Kebijakan fleksibilitas ini diterapkan sejak awal April hingga 30 Juni 2024 untuk mendukung peningkatan serapan umbi pada masa panen raya.

Kebijakan fleksibilitas HPP gabah dan gabah yang diterapkan Perum Bulog adalah Gabah Kering Panen (GKP) di tingkat petani Rp 6.000 per kilogram.

Selanjutnya gabah kering giling (GKG) di gudang Perum Bulog seharga Rp 7.400 per kg.

Sedangkan HPP beras di gudang Perum Bulog yang memiliki tingkat kecokelatan minimal 95 persen, kadar air 14 persen, gabah pecah maksimal 20 persen, dan serealia maksimal 2 persen adalah Rp 11.000 per kilogram. Ini berlaku hingga akhir Juni mendatang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *