Laporan jurnalis Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyatakan keprihatinannya atas eskalasi konflik Iran dan Israel di Timur Tengah yang berdampak pada fluktuasi harga minyak dunia.
Diketahui, kedua negara saling menyerang dalam beberapa hari terakhir.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, harga minyak mentah Brent dunia naik 3,63 persen menjadi USD90,27 per barel.
Sementara itu, harga West Texas Intermediate AS naik 3,66 persen menjadi $85,76 per barel.
“Minyak kemarin 87 USD, pagi ini naik lagi menjadi 90 USD. Mudah-mudahan ini menjadi akhir dari saling serang,” kata Menteri Arifin di Kantor Dirjen Migas di Jakarta. , Jumat (19/4/2024).
“Tetapi Menteri Luar Negeri Iran mengatakan dia akan bereaksi seperti itu (terhadap serangan), tapi jika kami bereaksi seperti itu, itu yang membuat kami khawatir,” lanjutnya.
Diketahui, Indonesia merupakan negara pengimpor minyak mentah. Tentu saja hal ini akan berdampak pada keadaan negara.
Meski demikian, Arifin memastikan pasokan energi nasional, khususnya bahan bakar minyak, kini dalam posisi aman.
Pertamina sendiri sebagai perusahaan milik negara migas telah melakukan berbagai upaya untuk menjamin ketersediaan bahan bakar bagi masyarakat dengan harga tetap.
“Persediaan di Indonesia sendiri cukup untuk 17-30 hari. Pertamina benar-benar melakukan pengamanan jika terjadi kesulitan pasokan, terutama dari daerah konflik ya, sudah kita siapkan pertaminanya,” jelas Arifin.
Selain itu, pemerintah juga mengungkapkan bahwa fenomena konflik global yang berdampak pada kenaikan harga komoditas minyak bumi dunia dapat dijadikan sebagai pendorong peningkatan penggunaan sumber energi lain, seperti gas alam.
Makanya kita harus banyak mempersiapkan ketahanan energi. Kita sudah punya program post grid, kompor listrik, jadi ini warning kita bisa akselerasi kalau punya gas, tutup Arifin.