Bisa Bikin Israel Cemas, Iran Belum Mainkan Kartu As, Masih Sembunyikan Rudal & Drone Tercanggihnya

TRIBUNNEWS.COM – Iran dilaporkan tidak meluncurkan drone dan rudal tercanggihnya saat menyerang Israel Minggu dini hari (14 April 2024).

Kantor berita Tasnim melaporkan bahwa Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) telah memutuskan untuk menggunakan senjata lama dan beberapa hulu ledak modern dalam serangan terhadap Israel.

Menurut pemberitaan media, IRGC berhasil mencapai tujuannya untuk mendapatkan peta pertahanan Israel.

Serangan yang datang secara bergelombang ini memberikan gambaran kepada IRGC mengenai kemampuan pertahanan udara dan rudal Israel.

Mengutip Sputnik News, berikut tiga gelombang serangan Iran terhadap Israel. Gelombang pertama

Serangan Iran terhadap Israel diawali dengan drone bunuh diri Shahed-136 yang terbang menuju sasaran dengan kecepatan sekitar 185 km/jam.

Pesawat mengeluarkan suara yang keras dan mudah dideteksi karena mesinnya memiliki transmisi yang sederhana.

Pesawat yang lebih kompleks yaitu Shahed-238 masih disimpan sehingga tidak digunakan.

Tasnim membantah pemberitaan beberapa media bahwa Shahed-238 telah dikerahkan.

Shahed-238 dikatakan mampu mencapai kecepatan minimal 500 km/jam, bahkan beberapa sumber mengklaim mampu mencapai 800 km/jam.

Pesawat terbang memiliki lapisan yang mampu menyerap sinyal radar.

Gelombang serangan pertama Iran ditujukan untuk mengganggu Israel dan pasukan sekutunya.

Serangan tersebut memaksa mereka untuk mencari dan menargetkan Shahed-136 daripada segera melancarkan serangan balik terhadap Iran. Gelombang kedua

Setelah mengirimkan drone, KIR melancarkan serangan kedua.

Iran telah meluncurkan rudal jelajah Paveh jarak jauh dengan sayap yang bisa ditarik.

Paveh memiliki kemampuan untuk mengubah lintasan dan membidik dalam penerbangan.

Roket tersebut diluncurkan dari truk dan memiliki mesin jet yang mampu membawanya hingga jarak lebih dari 1.000 km. Beberapa sumber bahkan menyebutkan jaraknya mencapai 1.650 km.

Kecepatannya mencapai 700 hingga 900 kilometer per jam.

Beberapa rudal Paveh ditembakkan ketika Iran menyerang Israel. Gelombang ketiga

Gelombang ketiga atau terakhir dimulai setelah tengah malam waktu Iran.

IRGC menembakkan rudal balistik yang memasuki wilayah udara Israel beberapa menit setelah peluncuran.

Hasil analisis Tasnim menunjukkan IRGC tidak memainkan “kartu truf” dengan mengerahkan sistem rudal tercanggihnya.

Rudal tersebut antara lain Sejjil, Khorramshar, Kheibar Shekan 2, dan rudal hipersonik Fatah terbaru.

IRGC dapat memilih rudal Dezful, Qiam-2, Rezvan, Kheibar Shekan 1, Emad dan Qadr untuk menyerang Israel.

Rangkaian rudal ini memiliki jangkauan 1000 hingga 1950 km.

Kecuali Dezful dan Kheibar Shekan, semuanya menggunakan sistem propulsi berbahan bakar cair.

Menurut Tasnim, jarak antara Iran dan Israel membuat Israel dan sekutunya tidak dapat mencegat rudal Iran selama akselerasi atau di tengah penerbangan ketika mendekati sasarannya dengan sistem pertahanan Iran yang canggih.

Sistem Aegis yang diproduksi Amerika Serikat (AS) diyakini menjadi satu-satunya sistem pertahanan rudal yang mampu melawan rudal Iran yang terbang di luar atmosfer.

Sistem lain, termasuk Patriot, THAAD, Arrow-2 dan 3, David’s Sling dan Iron Dome, tidak mampu mencegat rudal jarak jauh.

Laporan Tasnim juga membenarkan pandangan pengamat militer bahwa rudal balistik Iran yang ditembakkan ke Israel mengandung hulu ledak mikroskopis dengan hulu ledak fragmentasi.

Hal ini membuat semakin sulit untuk menghalau rudal oleh sistem pertahanan Israel dan Amerika.

Tasnim yakin Israel akan membutuhkan waktu berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun untuk meningkatkan sistem pertahanan rudalnya.

Sementara itu, Iran belum memainkan “kartu truf” seperti rudal Khyber-Shekan-2, “Fattah-1”, “Fattah-2” dan “Khorramshahr-4”.

“Lebih lanjut, Iran dapat dengan cepat meningkatkan kemampuan ofensifnya hanya dengan mengoptimalkan hulu ledak rudal tanpa mengubah desain rudal,” kata Tasnim dalam sebuah pernyataan.

Tasnim memperingatkan bahwa jika konflik Iran-Israel meningkat, Iran mungkin akan mengulangi taktik sebelumnya, namun dalam skala yang lebih besar.

Pertama, meluncurkan rudal jarak jauh untuk mengalahkan sistem pertahanan Israel.

Mereka kemudian meluncurkan rudal tercanggih yang ditujukan langsung ke sistem pertahanan negara Zionis, mengancam Israel dengan hilangnya kemampuan mempertahankan diri.

(Tribunnews/Februari)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *