TRIBUNNEWS.COM – Kini dianggap berada di luar PDIP, Presiden Joko Widodo (Jokowi) disebut-sebut sudah menjadi keluarga besar Partai Golkar.
Pernyataan tersebut diungkapkan langsung Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto saat rapat Rabu (24/4/2024) lalu di Gedung KPU RI, Jakarta.
Pernyataan Airlanga pun ditanggapi banyak pihak.
Mulai dari politisi PDIP Andreas Hugo Pereira dan Guntur Romli hingga politisi besar Golkar Jusuf Kalla (JK).
Dua politikus PDIP kompak mengkritisi klaim Airlanga. Minta Jokowi dan Gibran mundur
Mewakili PDIP, Guntur Romli mengucapkan selamat kepada Jokowi karena bergabung dengan Golkar.
Ia kemudian mendesak agar Jokowi dan Gibran datang ke kantor DPP PDIP dan mengumumkan pengunduran dirinya secara terbuka.
Pelan-pelan tunggu pernyataan Pak Jokowi dan Gibran, lalu pelan-pelan maju ke DPP dan mundur dari PDI Perjuangan, pamit baik-baik, jangan seperti kacang yang lupa kulitnya, atau ingat pepatah kami: “Ikutlah dengan Anda Hadapi ”Pulang Pulang”, Kalau Tidak, Relevan Bicara Moral dengan Pak Jokowi dan Gibran? kata Guntur. PDIP tidak memikirkan Jokowi dan Gibran
Senada dengan Guntur Romli, Andreas Hugo Pariera juga menyebut PDIP sudah tidak lagi memikirkan Jokowi dan Gibran.
Menurutnya, Jokowi dan Gibran kini sedang mencari partai yang cocok untuk bersatu setelah berselisih paham dengan PDIP.
Andreas mengatakan, “Biarkan saja. Orang-orang PDI Perjuangan itu sudah tidak memikirkannya lagi.”
“Sekarang mereka berdua sedang mencari rumah. Politisi itu punya rumah, dua orang ini meninggalkan rumahnya ketika dia ‘membakar’ rumah itu.”
Katanya, Untung rumahnya kuat, sekarang setelah pertandingan (Pemilu 2024) selesai, masyarakat sudah kembali ke rumah masing-masing. Mereka (Jokowi dan Gibran) sedang mencari jalan-jalan, mereka berada di rumah yang ditempati. ,
Andreas berpandangan, Golkar sangat membutuhkan sosok Jokowi sebelum pemilu 2024 digelar.
Ia pun bingung mengapa Golkar masih membutuhkan kehadiran Jokowi dan keluarga di partai tersebut.
Ia berkata: “Sebelum pemilu lalu, Golkar sangat membutuhkan Jokowi dan berlindung pada Jokowi. Tapi apakah tingkat kepentingannya masih sama?” JK: Semua orang bisa
Sementara itu, Jusuf Kalla (JK), Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12, spontan memberikan tanggapan atas klaim Airlangga.
Ia mengatakan siapa pun boleh bergabung ke Partai Golkar, termasuk Jokowi dan Gibran.
JK menegaskan, Golkar adalah partai yang terbuka untuk semua kalangan.
“Semuanya, ikut Golkar juga boleh. Golkar itu partai terbuka, boleh masuk. Semua boleh masuk,” kata JK kepada kontingen media di Universitas Indonesia (UI), Depok, Jawa Barat, Kamis (25/4). /2024). ,
Lalu, saat ditanya peluang Jokowi mengambil posisi strategis di Golkar, JK enggan berkomentar banyak.
Menurut JK, hak tersebut merupakan urusan pimpinan partai.
“Tergantung pemimpinnya,” jelasnya.
(Tribunnews.com/Jayanti Tri Utami/Johannes Listyo Poervoto/Muhammad Denny Setiawan)