Reporter Tribunnews.com Nitis Hawaroh melaporkan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mencatatkan pendapatan sebesar Rp 15,98 triliun pada kuartal I 2024 secara konsolidasi.
Wakil Direktur BRI Catur Budi Harto mengatakan keberhasilan ini akan membuat BRI tetap optimis terhadap kinerja ke depan dan lebih fokus menghadapi tantangan dalam negeri.
Selain itu, pendapatan komisi yang meningkat rata-rata 6,92% (YoY) juga menjadi salah satu penyebab pertumbuhan laba. Dukungan tersebut tidak lepas dari kontribusi program unggulan BRImo yang telah memiliki 33,5 juta pengguna hingga Maret 2024.
“Perusahaan melihat kondisi perekonomian negara saat ini, kestabilannya dengan stabilitas perekonomian global, dan BRI berkomitmen untuk terus mendukung program pemerintah yang mendukung pertumbuhan perekonomian lokal,” kata Catur saat konferensi pers, Kamis. (25 April 2024). “Kami melakukan yang terbaik,” katanya. .
Dari sisi penyaluran kredit, BRI mencatatkan keberhasilan penyaluran kredit dan mencapai pertumbuhan double digit sebesar Rp138,65 triliun pada akhir Maret 2024 atau 10,89% year-on-year.
Dari penyaluran tersebut, 83,25% atau Rp 1.089,41 triliun merupakan porsi pinjaman kepada sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Catur menjelaskan, seluruh sektor penyaluran kredit BRI mencatatkan kinerja yang baik. Subsektor tersebut mencatatkan Rp622,61 triliun, naik 10,51% year-on-year. Segmen konsumer tumbuh 11,62% menjadi Rp 193,96 triliun. Sedangkan sektor UKM mencatatkan Rp272,85 triliun, naik 8,06%. Perusahaan juga terus tumbuh sebesar 15,10% hingga mencapai Rp 219 triliun.
Pertumbuhan penyaluran kredit yang mencapai dua digit tersebut berdampak pada pertumbuhan aset perseroan, dimana aset BRI mencapai Rp 1989,7 triliun atau tumbuh 9,11% year-on-year, jelasnya.
Selain itu, perseroan mampu menghimpun pembiayaan pihak ketiga senilai Rp1416,21 triliun pada akhir Maret 2024, tumbuh 12,8% year-on-year.
Sedangkan kredit bermasalah (NPL) terkendali sebesar 3,11% dan LAR sebesar 12,7%.
“Sebagai bank dengan cadangan terbesar di sektor UMKM, kami meyakini NPL yang berada di level 3% merupakan bukti nyata BRI dapat menjaga kualitas kredit melalui penerapan prinsip manajemen risiko,” jelasnya.