TRIBUNNEWS.com – Dengan serangan Israel yang tiada henti di Gaza, kelompok perlawanan Palestina terus menghadapi Pasukan Pertahanan Israel (IDF) di berbagai medan perang.
Pada Selasa (14/5/2024), Brigade Al-Quds merilis laporan serangan IDF di kota Jabalia dan Rafah.
Menurut Al Mayadeen, Al-Quds berhasil menangkap tentara Israel di Jabalia setelah mereka disergap.
Al-Quds melaporkan bahwa seorang tentara Israel yang terjebak tewas dalam serangan jarak dekat.
Selain itu, jet tempur Al-Quds berhasil meledakkan perangkat Barq pada buldoser D9 di kawasan Abu Zaytoun, kamp Jabalia, Selasa dini hari.
Mereka juga menembak tentara IDF yang bersembunyi di sebuah gedung di lokasi yang sama.
Infanteri IDF di Jalan Abu al-Aish juga tewas setelah diserang oleh al-Quds menggunakan mortir kaliber 60.
Al-Quds juga mengungkapkan bahwa pesawat tempurnya berhasil menargetkan tentara IDF di Rafah.
Selain tentara IDF, kendaraan militer Israel dihancurkan di Al-Quds menggunakan 60 mortir.
Seperti dilansir Palestine Chronicle, Jabalia juga selalu menjadi wilayah serangan Israel.
Di Jabalia, pasukan Israel terus berusaha menyerbu kamp tersebut.
Pasukan IDF melancarkan serangan mereka dari Gaza timur di sepanjang tikungan Judant dan menyerang kamp Jabalia dari dua sisi berbeda. selatan dan timur
Pertempuran paling sengit terjadi di wilayah yang dikenal dengan nama Sekolah Kamp Pengungsi Jabalia.
Sekolah-sekolah ini dijalankan oleh UNRWA, Badan Pengungsi PBB.
Ratusan pengungsi terjebak di sekolah-sekolah ini, menurut Palestine Chronicle.
Sementara itu, kelompok perlawanan Palestina terus menghadapi serangan militer Israel.
Beberapa brigade melaporkan berhasil meledakkan sejumlah tank dan kendaraan IDF di Jabalia.
Pada hari Selasa, Palestine Chronicle melaporkan bahwa setelah Israel gagal memasuki kamp pengungsi Jabalia, PBB akan mengadakan sidang.
Mahkamah Agung Perserikatan Bangsa-Bangsa telah mengumumkan sidang pada Kamis (16/05/2024) dan Jumat (17/05/2024) sebagai tanggapan atas permintaan Afrika Selatan atas perintah mendesak terhadap Israel untuk menghentikan serangan terhadap Rafah.
Mahkamah Internasional (ICJ) akan mendengarkan pendapat para pengacara Afrika Selatan di Den Haag pada hari Kamis. Israel merespons keesokan harinya, Al Arabiya melaporkan.
Awal bulan lalu, Afrika Selatan mengajukan permintaan tindakan sementara ke Mahkamah Internasional atas serangan Rafah.
Afrika Selatan meminta pengadilan memerintahkan Israel untuk “segera mundur dan menghentikan serangan militer.”
Afrika Selatan juga meminta pengadilan untuk meminta Israel menggunakan “semua tindakan efektif” untuk memfasilitasi akses kemanusiaan “tanpa hambatan” ke Gaza.
Hampir 450.000 warga Palestina telah meninggalkan Rafah dan sekitar 100.000 dari Gaza utara dalam beberapa hari terakhir.
Pada saat yang sama, badan PBB tersebut memperingatkan bahwa “tidak ada tempat yang aman” di wilayah tersebut
Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan sedikitnya 35.173 orang, sebagian besar warga sipil Palestina, tewas dalam perang paling berdarah di Gaza.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)