TRIBUNNEWS.COM – Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyi mengumumkan pemberhentian Komandan Komando Pasukan Gabungan Angkatan Darat Ukraina Yury Sodola.
Pemecatan ini terjadi setelah Yuri Sodol dituding tidak kompeten dan menimbulkan korban massal dalam perang dengan Rusia.
Zelensky mengambil tindakan tersebut ketika Kiev menghadapi serangan baru dari Rusia.
Ukraina juga kekurangan tenaga kerja dan amunisi serta membutuhkan bantuan Amerika, namun hal ini terhenti.
Dia memutuskan untuk memecat komandan senior untuk mereformasi sistem pemerintahan.
Dalam pidatonya dia akan menggantikan Sodola dengan Gnatov.
“Saya telah memutuskan untuk mengganti Panglima Angkatan Bersenjata Ukraina, Mayor Jenderal Yury Sodola, dengan Brigadir Jenderal Andriy Gnatov,” kata Zelensky, menurut Barron’s.
Namun Zelenskiy tidak memberikan alasan spesifik pemecatan Sodol.
Meski tak ada alasan yang jelas, pemecatan Sodol terjadi setelah mendapat kritikan dari komandan brigade Azov.
Dalam sebuah postingan di aplikasi pesan Telegram, Krotevich tidak menyebutkan nama Sodola, namun mengatakan bahwa jenderal yang tidak disebutkan namanya itu telah membunuh lebih banyak tentara Ukraina dibandingkan jenderal Rusia lainnya.
Meski tidak menuliskan namanya, ia hanya memberi petunjuk tentang orang yang dimaksud.
“Semua personel militer sekarang memahami siapa yang saya bicarakan, karena 99 persen militer membencinya atas perbuatannya,” kata Krotewitz, menurut Guardian.
Komandan Azov, Bogdan Krotevych, mengajukan pengaduan ke dinas keamanan SBU, meminta agar Sodol diselidiki karena tidak kompeten.
Setelah pengumuman pemecatan Sodol, keluarga Krotevitch sangat menyambut baik pilihan Hnatov untuk menggantikan Sodol.
“Khnatov adalah perwira yang hebat. Saya harap berita di garis depan akan lebih baik lagi,” katanya.
Sodol diangkat menjadi komandan Komando Pasukan Gabungan Ukraina pada Februari 2024.
Selama bertugas, Sodol memimpin pasukan darat Ukraina ke timur dan selatan melawan Rusia.
Sementara itu, penerus Khnatov akan menjabat sebagai wakil komandan teater operasi selatan mulai tahun 2022.
(Tribunnews.com/Farrah Putri)
Artikel lain terkait Zelensky dan konflik antara Rusia dan Ukraina