Laporan wartawan Tribunnews.com Iqman Ibrahim
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Keputusan Yusril Ihso Mahendra mundur dari jabatan Ketua Umum Partai Bulan Sabit Merah (PPP) dipertanyakan.
Ada spekulasi Yusril bersiap bergabung ke pemerintahan.
Ketua Harian Gerindra, Sufmi Tasco Ahmad, menjawab hal tersebut dan mengaku belum mengetahui apakah Yusril akan masuk pemerintahan atau tidak.
Soal pertanyaan Pak Yuzril, kami masih belum tahu siapa dan di mana beliau berada. Soal kementerian yang akan ditunjuk Pak Prabowo, kata Tasco, Senin, saat rapat di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta. (20/5/2024).
Ia mengatakan, partainya masih fokus membahas rencana yang akan diambil Prabowo jika terpilih menjadi presiden mendatang.
Sebab, kami masih dalam proses mengkaji rencana terbaik presiden terpilih, ujarnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Yusril Ihso Mahendra memutuskan mundur dari jabatan Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB).
Ia mengundurkan diri pada Sabtu malam (18/5/2024) melalui rapat Dewan Partai (MTP) di DPP PPP, Jakarta.
Seperti diketahui, Dewan Keamanan PBB merupakan badan PBB yang mempunyai kewenangan mengambil keputusan penting. Ini adalah lembaga tertinggi dalam struktur organisasi.
Diantaranya adalah perubahan terbatas AD/ART dan pemilihan Pj Ketua Umum.
Permohonan mundur Yusril diterima oleh peserta DPP PBB MDP, Dewan Pimpinan Daerah, dan organisasi otonom khusus PBB.
49 suara diberikan dalam keputusan ini.
Dalam jajak pendapat tersebut, Ketua Mahkamah Agung Partai Demokrat Rakyat Fahri Bachmid memperoleh 29 suara dan Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Rakyat Afrinsya Nur memperoleh 20 suara.
Oleh karena itu, menurut UU PBB, MDP menyetujui Dr. Fahri Bachmid sebagai penjabat kepala PBB sampai terpilihnya Ketua Umum PBB sebagai hasil Kongres PBB mendatang, yang disetujui oleh PDP. Januari 2025,” kata Yusril dalam keterangannya, Minggu (19/5/2024).
Yusril menjelaskan, dirinya sudah lama memimpin partai tersebut sejak berdirinya PBB pada awal reformasi tahun 1998.
Yuzril mengatakan, ia akan terus berpolitik sebagai orang yang berpendidikan tinggi. Selain itu, ia juga memiliki pengalaman panjang di dunia politik.
Menurut Yusril, dengan berperan sebagai orang di luar partai, ia bisa lebih leluasa menyumbangkan tenaga dan pikirannya untuk turut serta menyelesaikan permasalahan negara.
Khususnya dalam penegakan hukum dan demokrasi di dalam negeri.
Ia menjelaskan, dirinya digantikan oleh Fahri Bakhmid demi menjaga rasa kekeluargaan dan persatuan.
Selain itu, perubahan terbatas AD/ART PBB dan pemilihan penjabat Presiden Jenderal akan dicatat dalam suatu akta notaris dan kemudian sesegera mungkin diperlukan persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia. Partai Politik, ujarnya.