Laporan Abdi Ryanda Shakti, reporter Tribunnews.com.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Divisi Lalu Lintas Polres Jakarta Timur akan menyelidiki meninggalnya Yosaphat Cristo Barend Kroma (22 tahun) yang sebelumnya disebut sebagai kecelakaan lalu lintas di Jalan Basuk Rahmat, Jakarta Timur.
Polisi akan melanjutkan proses pada Kamis (30/5/2024) untuk mengungkap kebenaran kejadian tersebut.
“Rencananya kami akan menyelesaikan kasus ini pada Kamis,” kata Kepala Lalu Lintas Jakarta Timur Inspektur Darwis. Ucapnya saat dikonfirmasi, Rabu (29/5/2024)
Nantinya, dari judul kasus akan terungkap apakah ada tersangka dalam kematian pemuda berjuluk Yot itu.
“Adapun tersangkanya Saat ini kami takut mengungkapkan nama-nama tersangka. Sebab, salah satu tujuan penyidikan kasus tersebut adalah untuk meminta nasehat dan bimbingan dari para pihak yang terlibat dalam kasus tersebut, ”ujarnya.
Darvis mengatakan, keluarga korban sebenarnya menerima kematian Yos.
Namun pihak keluarga ingin mengetahui apakah Joss meninggal karena kecelakaan.
“Sebenarnya yang meminta perdamaian kedua belah pihak adalah orang-orang baik. semua baik Jadi semua orang benar-benar jujur,” ujarnya.
“Hanya keluarga almarhum yang ingin mengetahui permasalahannya. Nanti kita buka dari segi hukumnya,” imbuhnya. Keluarga itu membuat penemuan aneh.
Pemuda yang akrab disapa Yosaphat Christo Barend Kroma (22 tahun) itu meninggal dunia di Jalan Basuki Rahmat, Jakarta Timur pada 22 Februari 2024.
Korban diketahui meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas.
Namun, pihak keluarga almarhum meyakini ada yang janggal dengan meninggalnya pria bernama Yos tersebut.
Akun X sepupu korban @Jourahs menyebutkan Yos meninggal bukan karena kecelakaan.
Dalam laporan tersebut, pihak keluarga awalnya mendapat informasi bahwa sesaat sebelum kejadian ada tiga kendaraan angkutan kota (Ankot) yang lalai.
Sebuah bus umum bertabrakan dengan sepeda motor Honda CRF yang dikendarai korban. Dia kehilangan kendali dan menabrak pohon.
Akibatnya, Yos melompat dari sepeda motornya dan terjatuh ke aspal.
Setelah itu, sepeda motor Honda Vario keluar dari belakang dan menabrak korban. Dikatakan sebagai penyebab kematiannya.
Saat membawa jenazah, keluarga melihat ada luka robek di pelipis kiri korban.
Polisi pun merekomendasikan agar orang tua korban melakukan otopsi.
Namun pihak keluarga membantahnya karena yakin kronologi kejadian memang terjadi.
Pada kesempatan yang sama Pihak keluarga juga menginformasikan bahwa korban tidak sendirian saat kejadian.
Korban berjalan sambil bergandengan tangan dengan temannya yang berinisial “Saya” mengendarai sepeda motor Honda CRV.
“Dimulai dari saya, tante saya (ibu Yosafat) bertanya. Beliau menjelaskan kronologinya di atas. Dan menurut pengakuannya, Jos meninggal di pelukan saya,” cuit @Jourahs di akun X miliknya, dikutip Kamis (23/5/2024).
Tak lama setelah kejadian itu Polisi menyita sepeda motor korban dan HRV saya sebagai barang bukti.
Namun kecurigaan muncul saat keluarga saya tiba di rumah duka dengan menggunakan HRV yang sebelumnya telah disita polisi.
Bahkan, sepeda motor Yospat masih disita polisi. Saat itu saya tidak datang ke pemakaman karena saking kagetnya.
“Si saya yang akan menjadi saksi utama atas kematian sepupu saya. Datanglah ke upacara penutupan peti mati. dan selama pemakaman Dia dan saudaranya bisa bercanda tanpa rasa bersalah. Padahal sebelumnya dia bilang kaget,” kata @Jourahs.
Kecurigaan ini semakin menguat setelah teman korban lainnya mengungkapkan keraguannya. Yosaphat tidak meninggal karena satu kecelakaan pun.
“Angkutan umum yang merumput adik saya tidak sembarangan. Itu mungkin temannya. Saksi di lokasi kejadian mengatakan tidak ada angkutan umum, yang ada HRV, Xpander dan mobil kecil lainnya,” jelasnya.
Belakangan ternyata HRV saya juga mengalami crash bagian depan.
“Kamu ingin tahu apa yang menyakitinya lagi? Sepupuku tidak mati dalam pelukanku. Adikku sedang tidur di jalan. Warga desa yang membantunya menggunakan ambulans masjid. dimana saya? Entahlah… Intinya dia berbohong di timeline awal,” ujarnya.
Saya pun menerima bahwa dialah yang menyerang Yotpat, dan pada akhirnya pihak keluarga setuju untuk menggali jenazah Yot untuk diautopsi.
“Sampai saat ini masih dianggap sebagai saksi. Kami belum menerima kronologis lengkap dari polisi. Semua informasi yang kami miliki hanya menunjuk saya sebagai pelakunya,” kata @Jourahs.