Yordania Geram, Sebut Israel Sengaja Biarkan Pemukim Ekstremis Serang Konvoi Bantuan Buat Gaza

Pemukim ekstremis Israel menyerang konvoi bantuan Yordania dalam perjalanan ke Gaza, melemparkan makanan dan tepung ke jalan.

TRIBUNNEWS.COM – Kementerian Luar Negeri dan Luar Negeri Yordania pada Rabu (5 Januari 2024) mengutuk keras serangan yang dilakukan oleh pemukim ekstremis Israel terhadap dua konvoi bantuan Yordania dalam perjalanan ke Jalur Gaza.

Konvoi pendukung Yordania sedang menuju persimpangan Beit Hanoun dan Qalam Abu Salem ketika serangan terjadi.

Serangan itu menyebabkan banyak pasokan bantuan, termasuk makanan, tepung dan kebutuhan pokok lainnya, tercecer di jalan.

Kementerian Luar Negeri Yordania menuduh pemerintah Israel tidak melindungi konvoi bantuan tersebut.

Israel tampaknya sengaja mengizinkan serangan itu.

“Ini jelas merupakan pelanggaran terhadap kewajiban hukum kami sebagai kekuatan pendudukan dan kewajiban kami untuk memfasilitasi akses bantuan ke Gaza,” kata juru bicara resmi Kementerian Yordania Sufyan Kuda, seperti dilansir JT.

Kuda mengatakan serangan itu dan kegagalan Israel memberikan perlindungan melemahkan klaim dan komitmen kekuatan pendudukan untuk mengizinkan bantuan mengalir ke Gaza melalui penyeberangan Beit Hanoun. Konvoi 30 truk yang membawa bantuan dari Bulan Sabit Merah untuk Palestina di Gaza. (Anatolia)

Tuan Kuda dengan tegas menyalahkan pihak berwenang Israel atas serangan tersebut dan meminta komunitas internasional untuk mengutuk keras serangan tersebut.

Dia meminta Israel untuk memenuhi kewajiban hukumnya dengan memastikan perlindungan konvoi bantuan dan badan-badan PBB yang memfasilitasi transportasi dan distribusi mereka.

Dua konvoi yang diselenggarakan oleh Badan Amal Hashemite Yordania bekerja sama dengan Tokiyet Umm Ali, Program Pangan Dunia, Human Appeal UK, Imdad Relief Foundation dan Misi Medis Internasional melanjutkan misi mereka meskipun terjadi serangan.

“Dia berhasil mencapai tujuannya melalui upaya penuh dedikasinya untuk memberikan bantuan ke Gaza di tengah krisis kemanusiaan yang dihadapi Gaza,” tambah Kuda. Truk bantuan mulai memasuki Zona Militer penyeberangan baru Erez Israel (Tangkapan Layar Video X/Twitter).

Times of Israel melaporkan bahwa militer Israel semalam menyatakan daerah di sekitar persimpangan Allenby antara Israel dan Yordania sebagai zona militer.

Namun, tentara Israel kemudian membantah laporan tersebut dan mengatakan pihaknya tidak memberlakukan zona militer tertutup.

Sejak pecahnya perang Israel-Gaza pada 7 Oktober, kekerasan pemukim Israel terhadap warga Palestina di Tepi Barat yang diduduki telah meningkatkan ketegangan di wilayah tersebut.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken juga menghadiri pemberangkatan misi bantuan dari pinggiran ibu kota Yordania, Amman.

Truk-truk tersebut pertama-tama akan memasuki negara itu dari Yordania melalui penyeberangan Beit Hanoun atau Erez, dan Perdana Menteri Blinken menyambut baik keberangkatan mereka.

“Ini adalah kemajuan nyata dan penting, namun masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan,” kata Blinken, Selasa.

“Kita perlu fokus pada dampak, bukan hanya masukan, dan benar-benar mengukur apakah dukungan yang dibutuhkan masyarakat benar-benar diberikan secara efektif.”

Namun Kementerian Luar Negeri Yordania mengatakan konvoi ke Erez dialihkan ke Kerem Shalom sebelum diserang.

Jordan kemudian mengkonfirmasi bahwa konvoi 31 truk telah memasuki Gaza melalui persimpangan Beit Hanoun/Erez, dan 48 truk lainnya akan melewati Gaza melalui Kerem Shalom pada hari berikutnya.

Truk tersebut, yang memuat perbekalan kemanusiaan seperti makanan dan tepung, ditemukan oleh Badan Amal Hashemite Yordania.

Kotak-kotak yang tersegel itu diberi label nama badan amal, termasuk nama organisasi Arab-Amerika dan organisasi Islam yang berbasis di Amerika Serikat.

Pejabat Yordania mengatakan pada hari Selasa bahwa pengiriman tersebut akan memberi makan 100 hingga 150 keluarga selama sekitar satu minggu.

Gaza membutuhkan banyak bantuan.

PBB telah berulang kali memperingatkan bahwa banyak dari 2,3 juta penduduk wilayah kantong tersebut berisiko mengalami kelaparan dan kelaparan.

Usai mengunjungi Yordania, Blinken mengunjungi Israel dan bertemu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

Sebelum pertemuan tersebut, ia mengatakan ia akan menekan Israel untuk memastikan bahwa pasokan yang dibutuhkan di Gaza tidak tunduk pada “penolakan sewenang-wenang”, yang sebelumnya ia anggap sebagai salah satu alasan kurangnya bantuan. Hal ini juga menjangkau masyarakat Gaza.

Blinken juga berada di Israel untuk mempromosikan gencatan senjata dan kesepakatan pertukaran sandera, yang menurutnya berada di tangan Hamas.

Diplomat senior Barat yang berbicara kepada The National mempertanyakan apakah perjalanan ketujuh Blinken ke wilayah tersebut sejak perang dimulai pada bulan Oktober diperlukan.

“Mengapa Blinken berhasil kali ini padahal sebelumnya dia selalu gagal?”

(Arun/JT/*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *