Sipir penjara Israel Yochai Avni terbunuh di rumahnya di Tepi Barat
TRIBUNNEWS.COM- Seorang penjaga penjara Israel atau sipir penjara Israel ditemukan terbunuh di rumahnya di Tepi Barat yang diduduki.
Badan keamanan Shin Bet dan keluarga penjaga penjara yang terbunuh mengatakan pembunuhan itu mungkin bermotif politik.
Pembunuhan seorang penjaga penjara Israel di Tepi Barat yang diduduki diduga bermotif politik, menurut keluarga penjaga tersebut.
Penjaga penjara Yochai Avni, yang ditemukan tewas di rumahnya di Tepi Barat awal pekan ini, “tidak ditempati oleh musuh mana pun,” kata saudara perempuannya kepada situs berita berbahasa Ibrani Ynet pada 9 Juli. “Kami yakin itu adalah serangan teroris.”
Avni ditemukan tewas di kediamannya di pemukiman Givon HaHadasha di Tepi Barat yang diduduki.
Layanan ambulans Magen David Adom Israel mengumumkan dia meninggal saat tiba di rumah sakit.
Rumah tersebut ikut terbakar bersama jenazah Avni yang ditemukan dalam kondisi luka tusuk.
Polisi mengatakan adanya “insiden kriminal” diduga terjadi setelah tim besar petugas dikirim ke tempat kejadian pada hari Senin.
Kobi Yaacobi, kepala layanan penjara Israel, juga hadir di lokasi pembunuhan.
Badan keamanan Shin Bet mengambil bagian dalam penyelidikan pada 8 Juli dan mengindikasikan bahwa kematian Avni mungkin terkait dengan “terorisme”.
Avni bekerja dengan seekor anjing di penjara dengan keamanan maksimum Israel, salah satu dari banyak penjara Israel tempat warga Palestina disiksa dan dianiaya.
Rekan-rekannya memperhatikan bahwa dia tidak ada di kantor dan datang ke rumahnya.
Pembunuhan ini terjadi ketika tahanan Palestina di penjara-penjara Israel menghadapi semakin parahnya sistem penjara yang sudah brutal.
Awal bulan ini, pemimpin Shin Bet Ronen Bar mengatakan dalam sebuah surat kepada pejabat pemerintah bahwa 21.000 warga Palestina berada di penjara di seluruh Israel, 10.000 lebih banyak dari perkiraan sebelumnya.
Dalam suratnya, Bar mengatakan situasi di sekitar penjara Israel dan kondisi ekstrem yang dihadapi para tahanan Palestina adalah “bom waktu”.
Sejak pemerintahan Benjamin Netanyahu berkuasa pada November 2022, Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben Gvir, yang mengawasi sistem penjaranya, telah secara signifikan meningkatkan tindakan keras dan pembatasan terhadap tahanan Palestina.
Upaya ini semakin memburuk sejak dimulainya perang di Gaza. Warga Palestina yang baru saja dibebaskan dari penjara dan pusat penahanan Israel telah memberikan kesaksian yang mengerikan tentang apa yang mereka hadapi selama dalam tahanan.
SUMBER: CRADLE