TRIBUNNEWS.COM – Seminar komprehensif tentang kecerdasan buatan (AI) kembali digelar. Kali ini giliran Universitas Indonesia (UI) yang menggandeng Yandex, perusahaan pencari asal Rusia.
Ini merupakan acara kelima dari rangkaian kampanye Yandex yang bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo).
Seluruh rangkaian postingan membahas lanskap AI di Indonesia, mengeksplorasi praktik terbaik, dan mendiskusikan bagaimana AI dapat membantu menjadikan lingkungan digital lebih aman.
VP Strategy Yandex Research, Alexander Popovskiy, mengatakan seminar AI merupakan langkah penting masa depan digital Indonesia.
Sebab AI tidak hanya berfungsi sebagai alat untuk kepentingan masyarakat, namun juga mematuhi standar keselamatan dan etika.
“Merupakan suatu kehormatan besar bisa hadir di Universitas Indonesia hari ini dan berpartisipasi dalam menyemai pertanyaan-pertanyaan mendasar tentang masa depan AI,” ujarnya di Gedung FMIPA UI.
Untuk itu, Dekan FMIPA UI Prof Alhadi Bustamam mencatat ada beberapa permasalahan yang mungkin muncul ke depan, salah satunya adalah risiko penyalahgunaan AI.
Dalam materi yang diajukan, Alhadi mengeksplorasi bagaimana matematika, ilmu komputer, dan AI dapat membantu mengatasi tantangan dunia nyata.
Hal ini dilakukan dengan meningkatkan proses pengambilan keputusan, mengurangi risiko, mendeteksi penipuan dan menganalisis tren untuk perbaikan berkelanjutan.
Dalam seminar tersebut, dosen Fakultas Ilmu Komputer, Dr Muhammad Hilman mencoba menemukan titik temu antara AI dan High Performance Computing (HPC).
Hal ini dilakukan bersama dengan klub mahasiswa independen yang ada di UI. Penelitian dengan HPC mencakup simulasi tingkat lanjut, analisis, kolaborasi interdisipliner, dan melibatkan talenta.
“Kami berusaha untuk menjadi yang terdepan dan memanfaatkan sepenuhnya infrastruktur dan kemampuan untuk menangani data dalam jumlah besar serta menstimulasi model kami.”
“Model-model ini kemudian dapat digunakan dalam berbagai bidang, termasuk ilmu alam dan ilmu komputer,” kata Dr. Hillman.
Direktur Pengembangan AI Yandex, Alexander Krainov juga mengatakan bahwa penggunaan AI di Yandex terkait erat dengan proses eksperimental.
Menurutnya, pengembangan AI hingga diperkenalkannya AlexNet pada tahun 2012 menunjukkan kemampuan jaringan saraf dalam melakukan tugas pengenalan gambar dan merupakan model pertama yang mampu menghasilkan gambar, musik, dan teks.
Ada model baru yang sedang dikembangkan seperti DALL-E dan ChatGPT yang dapat membuat gambar dari deskripsi tekstual dan melakukan latihan serupa dalam percakapan manusia.
“Tidak hanya program sistematis yang menjadi bagian dari proses penemuan, penelitian, dan pengembangan ilmiah. Saat ini kita melihat semakin banyak inovasi di bidang AI, yang baru mulai membentuk pemahaman dunia,” kata Krainov. .
Pada kesempatan kali ini, tim proyek RISTEK UI yang beranggotakan mahasiswa Fakultas Ilmu Komputer yaitu Oey Joshua, Bryan T dan Nyoo Steven melakukan inovasi AI untuk industri hukum.
Tim mengusulkan sebuah alat yang dapat membantu para pengambil kebijakan dan Mahkamah Konstitusi (MK) melalui proses sederhana berupa penjumlahan generatif, pengambilan hukum, pemrosesan dokumen dan penyelesaian hukum. (*)