TRIBUNNEWS.COM – Surat kabar Amerika, The Wall Street Journal (WSJ), menyebutkan bahwa Direktur Biro Politik Hamas, Yahya Sinwar, menggunakan teknik komunikasi awal untuk menghindari pembunuhan terhadap orang yang menentangnya.
Surat kabar itu mengutip seorang dokter Arab yang menjadi penengah konflik antara Israel dan Hamas.
Pemimpin Hamas Yahya Sinwar mengandalkan komunikasi dini, termasuk huruf, kata, dan simbol, tulis WSJ, Senin (16/9/2024).
Hal ini dilakukan untuk melindunginya dari pengumpulan intelijen Israel, menurut laporan itu.
“Dia mengajari Hamas untuk bekerja bahkan ketika dia berada di dalam terowongan,” tambahnya.
“Pesan baik dari Yahya Sinwar ditulis tangan dan dikirimkan terlebih dahulu kepada salah satu anggota Hamas yang dipercaya, yang langsung dikirimkan ke beberapa utusan,” imbuhnya.
Menurut sumber tersebut, pesan Yahya Sinwar dikirimkan melalui surat yang berbeda.
“Pesan seringkali diberi kode yang berbeda untuk tujuan yang berbeda pada penerima, situasi dan waktu yang berbeda,” ujarnya.
Cara ini diciptakan Yahya Sinwar dan tahanan lainnya saat berada di penjara Israel.
Sejak Hamas melancarkan operasi Banjir Al-Aqsa pada 7 Oktober 2023, Israel belum bisa menemukan Yahya Sinwar yang dianggapnya sebagai dalang operasi tersebut.
Meskipun surat kabar tersebut menggambarkan Yahya Sinwar mengirimkan pesan dengan hati-hati, pemimpin Hamas terkadang merilis rekaman audio dari sekelompok kecil peserta, menurut Al Araby. Jumlah korban di Jalur Gaza
Kini, Israel terus melanjutkan serangannya di Jalur Gaza, jumlah korban tewas warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 41.226 orang dan 95.413 orang luka-luka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Senin (16/9/2024), dan 1.147 orang tewas. . di wilayah Israel, Jaringan Berita Palestina melaporkan.
Dulu Israel mulai mengebom Jalur Gaza setelah pemberontakan Palestina, Hamas memulai operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023) untuk memprotes pendudukan Israel dan kekerasan Al-Aqsa sejak tahun 1948.
Israel memastikan terdapat 101 pekerja yang hidup atau mati dan masih ditahan oleh Hamas di Jalur Gaza, menyusul pertukaran 105 pekerja dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita selengkapnya tentang konflik Palestina vs Israel