TRIBUNNEWS.COM – Krisis air bersih masih melanda dunia. Meskipun air merupakan sumber kehidupan yang penting bagi semua orang, akses terhadap air bersih dan sanitasi yang memadai masih menjadi impian miliaran orang.
Angka terbaru Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menunjukkan bahwa 2,2 miliar orang tidak memiliki akses terhadap air minum yang aman dan 4,2 miliar orang tidak memiliki akses terhadap sanitasi. Hal ini membuktikan bahwa dunia masih menghadapi krisis air bersih.
Krisis ini membawa dampak negatif pada berbagai bidang kehidupan. Salah satunya adalah ancaman terhadap kesehatan global. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, krisis air bersih merupakan salah satu penyebab utama kematian anak-anak di bawah usia 5 tahun. Kurangnya sanitasi yang layak juga menyebabkan berbagai penyakit menular seperti diare, kolera, dan tipus.
Tidak hanya itu. Di beberapa negara, kelangkaan air dapat menimbulkan konflik. Ketika sumber daya air terbatas, perselisihan dan pertikaian dapat terjadi antar kelompok dalam suatu masyarakat.
Hal ini juga diperparah dengan perubahan iklim saat ini yang menyebabkan kekeringan dan menghambat ketersediaan air bersih. Perkiraan penurunan curah hujan akibat perubahan iklim dapat memperburuk krisis air dan konflik.
Kami mencari solusi bersama pada Forum Air Dunia 2024
Menyadari betapa mendesaknya krisis air global, pemerintah Indonesia bermitra dengan Dewan Air Dunia untuk menjadi tuan rumah Forum Air Dunia ke-1024 di Bali pada tanggal 20-25. Mei 2024. Forum global ini merupakan platform penting untuk membahas solusi air bersih dan sanitasi.
Mengusung tema ‘Air untuk Kemakmuran Bersama’, Forum Air Dunia ke-1024 akan menjadi forum bagi para pemangku kepentingan global untuk berdiskusi, berkolaborasi, dan menghasilkan solusi inovatif untuk mengatasi krisis air. Beberapa agenda penting forum ini meliputi: Pendekatan berketahanan iklim terhadap pengelolaan risiko banjir: Sintesis ketahanan yang lebih besar dalam menghadapi perubahan iklim dan diseminasi inovasi dalam pengelolaan air cerdas Mengatasi polusi air melalui perencanaan ilmiah dan partisipasi inklusif. pembiayaan untuk mengatasi krisis pemulihan, bencana air, dan ketahanan iklim
World Water Forum ke-10 di Bali akan menjadi wadah diskusi, solusi dan kolaborasi bagi seluruh pihak yang terlibat dalam menanggulangi krisis air bersih global Indonesia.
Pemerintah Indonesia sendiri telah menjadikannya sebagai prioritas dalam program pembangunan nasionalnya untuk menjamin pemerataan akses terhadap air dan sanitasi yang memadai bagi 275 juta penduduk Indonesia.
Kementerian PUPR telah menjalankan tugas mengatasi krisis air di berbagai daerah. Misalnya saja pembangunan Embung Wanakaya di Kawasan Indramayu, Jawa Barat yang bertujuan untuk meningkatkan ketersediaan air lahan pertanian dan meningkatkan perekonomian masyarakat.
Kemudian, pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Semarang Barat di Jawa Tengah juga dilakukan sebagai salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) untuk meningkatkan pelayanan air minum setara dengan 70.000 rumah tangga (SR) atau 350.000 jiwa. kapasitas 1000 liter per detik.
Untuk mencapai ketahanan air nasional, Kementerian PUPR tengah berupaya menyelesaikan 61 bendungan serbaguna selama tahun 2015-2024. di berbagai wilayah di Indonesia.
Komitmen Indonesia dalam mencapai ketahanan air sebelumnya telah ditegaskan ketika Menteri PUPR Basuki Hadimuljono memimpin delegasi Pemerintah Republik Indonesia (DELRI) pada rapat paripurna tahun 2023 di New York, Amerika Serikat. Maret 2023.
“Indonesia berkomitmen untuk mencapai ketahanan air berkelanjutan dengan memasukkan adaptasi iklim dan pengurangan risiko bencana (DRR) dalam perencanaan pembangunan nasional,” kata Menteri Basuki.
Sejalan dengan tema Water for Shared Prosperity, World Water Forum ke-1024 juga bertujuan untuk memperkuat kemitraan dan sinergi multilateral di sektor air. Oleh karena itu, Menteri Basuki mengharapkan partisipasi aktif seluruh negara anggota dan mitra selama World Water Forum 2024 di Bali.
“Indonesia mendorong partisipasi aktif seluruh negara anggota dan mitra di bidang air pada World Water Forum ke-10 yang akan diselenggarakan di Bali tahun depan. “Kami bekerja sama untuk memperkuat upaya mencapai tujuan pemenuhan air untuk masa depan umat manusia,” kata Menteri Basuki yang juga menjabat sebagai Ketua Panitia Nasional Forum Air Dunia 1024. .
Dengan menjadi tuan rumah Forum Air Dunia ke-10 pada tahun 2024, kami berharap dapat meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap krisis air global. Mari bekerja sama untuk menemukan solusi berkelanjutan untuk melindungi sumber daya air di masa depan.