‘Whoosh’ Klaim Infrastrukturnya Terbukti Tahan Gempa

 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Gempa berkekuatan 4,9 SR di Kabupaten Bandung, Jawa Barat menyebabkan terhentinya perjalanan kereta api berkecepatan tinggi Wuosh. Pasalnya, fokus atau episentrum gempa terletak di dekat jalur kereta api berkecepatan tinggi Vuosh.

Sekretaris PT KCIC Eva Chairunisa mengatakan, tim infrastruktur KCIC melakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap infrastruktur kereta kecepatan tinggi Whoosh menggunakan kereta dinas. 

Pembangunan infrastruktur jalur kereta kecepatan tinggi Wuosh mampu menahan gempa hingga 8 Richter.

Namun ada kekhawatiran kondisi eksternal akan mempengaruhi jalur KA Vush, seperti longsor di area luar rel, pohon tumbang atau longsor di luar jalur kereta api, atau berdampak pada jalur alam lainnya, kata Eva dalam keterangannya. diperoleh Tribun, Rabu (18/9).

Seluruh jalan sepanjang 144 kilometer telah diperiksa, sebagian besar melewati kawasan pegunungan, dan pemeriksaan tersebut meliputi struktur jembatan dengan total panjang 82 kilometer dan 13 terowongan dengan total panjang 17 kilometer. Keduanya merupakan jalur kereta api dengan total panjang 42 kilometer.

OCC (Operation Control Center) Tegalluar berdasarkan pemantauan awal terhadap seluruh sensor yang terpasang dan pemeriksaan terhadap 1.399 CCTV yang tersebar di seluruh lintasan, sejauh ini tidak terjadi kerusakan pada infrastruktur kecepatan tinggi Whoosh. jalur kereta api.

Pengamatan terakhir, kereta cepat Whoosh mulai beroperasi pada pukul 15.00 WIB. Sebanyak 16 KA Voosh dibatalkan, 8 KA di antaranya Halim-Tegalloar dan 8 KA Voosh-Tegalloar-Halim.

Menurut Eva, masyarakat yang sudah membeli tiket dan terkena dampak pembatalan jadwal dapat melalui proses pembatalan yang menghasilkan pengembalian harga tiket sebesar 100 persen. Dengan jangka waktu refund maksimal 1×24 jam terhitung sejak proses pembatalan diaktifkan.

Proses pembatalan dapat dilakukan di loket Whoosh Halim, Padalarang, Tegalluar Summarecon dan pintu masuk Stasiun Bandung. Pembatalan dapat dilakukan maksimal tiga hari sebelum jadwal keberangkatan.

“Pengguna yang tidak terduga disarankan untuk melanjutkan perjalanan menggunakan moda lain dan melanjutkan proses pembatalan keesokan harinya,” kata Eva.

Sementara di Stasiun Padalarang, penumpang yang diperkirakan akan berangkat ke Jakarta mengembalikan tiketnya dan memilih beralih ke moda transportasi lain. 

“Saya mau ke Jakarta ada proyek, jadwalnya jam satu (siang), jadi saya pakai Whoosh, tapi itu saja. Jadi saya dapat refund karena katanya perjalanan dilanjutkan jam 14.30 .WIB dan tentunya sudah larut malam,” ujarnya Ganjar (24) di Stasiun Padalarang.

Ganjar mengungkapkan, dirinya menaiki kereta feeder dari Stasiun Bandung menuju Stasiun Padalarang sebelum naik di Wush. Ganjar mengaku sedikit kecewa karena pengumuman mundurnya Vuosh tertunda.

“Sekarang sepertinya ada rencana untuk menggunakan trip, kalau ada penundaan wajar saja karena kecelakaan, tapi kenapa food station Bandung tidak diberitahu? Kalau ada pemberitahuan terlebih dahulu, bisa kita ubah. itu. di sana,” katanya. 

Di saat yang sama, calon penumpang Wuosh lainnya, Sheikh Muhammad Efendi, 66, turis asal negara tetangga Malaysia, melakukan hal serupa. Ia memutuskan untuk mengembalikan tiket Wuosh miliknya dan memilih menggunakan angkutan umum dari Jakarta setelah membatalkan penerbangan Wuosh di stasiun Padalarang.

“Saya sudah nunggu tiga jam, seharusnya berangkat jam 11.13 WIB. Tapi keretanya dibatalkan, jadi uang saya kembali. Minimal pakai bus, soalnya kalau nunggu nggak tahu kapan. Mulai lagi,” kata Efendi. (Tribune Network /ais/mat/wly)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *