WHO Tetapkan Mpox Darurat Kesehatan Global, Kemenkes Beri Imbauan pada Pelaku Perjalanan

Laporan wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Untuk saat ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mendefinisikan kembali Mpox sebagai Public Health Emergency of International Concern (PHEIC). 

Status PHEIC diumumkan pada 14 Agustus 2024 menyusul peningkatan kasus Mpox di Republik Demokratik Kongo dan sejumlah negara di Afrika.

Menyikapi status darurat kesehatan Mpox, Plh. Dirjen P2P Yudhi Pramono mengimbau masyarakat, khususnya pelaku perjalanan, untuk waspada dan menghindari bepergian ke negara yang terjangkit Mpox.

“Hindari bepergian ke luar negeri, terutama ke negara terjangkit dan ikuti anjuran pemerintah,” ujarnya seperti dikutip dari situs resmi Kementerian Kesehatan, Senin (19/08/2024).

Namun terkait hal itu, Direktur Pengawasan Kesehatan dan Kekarantinaan, Dr. Achmad Farchanny Tri Adryanto, M.K.M menambahkan, tidak ada larangan bepergian ke atau dari negara yang mengalami peningkatan kasus Mpox.

Namun wisatawan asal Indonesia harus berhati-hati dan jangan lupa jika masih ingin bepergian ke negara terjangkit, khususnya Afrika.

– Hingga saat ini belum ada travel warning atau pembatasan perjalanan dari atau ke Afrika, namun pemerintah menghimbau wisatawan dari Indonesia ke Afrika untuk berhati-hati, tambah Farchanny.

Selain itu, masyarakat diminta meningkatkan kesadaran dengan menjalani hidup bersih dan sehat.

Begitu juga dengan perilaku seksual yang sehat dan aman.

Merujuk pada laporan “Wabah mpox multi-negara. Laporan Situasi Eksternal 35” yang diterbitkan WHO pada 12 Agustus 2024, tercatat 99.176 kasus Mpox yang terkonfirmasi.

Termasuk 208 kematian yang dilaporkan 116 negara anggota WHO sejak 1 Januari 2022 hingga 30 Juni 2024.

Di kawasan Afrika, Republik Demokratik Kongo menjadi negara dengan kasus Mpox terbanyak, yaitu sekitar 96 persen dari total kasus di benua tersebut.

Selama periode enam bulan terakhir (1 Januari – 30 Juni 2024), wilayah Afrika mengkonfirmasi lebih banyak kasus Mpox dibandingkan wilayah lain selama dua bulan berturut-turut.

Hal ini dapat dikaitkan dengan meluasnya wabah dan peningkatan jumlah kasus di wilayah tersebut, khususnya di Republik Demokratik Kongo.

Dalam laporan terbaru WHO tanggal 15 Agustus 2024, Swedia menjadi negara pertama di luar benua Afrika yang mengonfirmasi tipe Clade Ib Mpox pada orang yang pernah melakukan perjalanan ke Afrika Tengah.

Clade I dianggap lebih parah dan menular dibandingkan MPXV Clade II.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *