WHO: Perubahan Iklim Ancaman Terbesar Kesehatan Manusia

Laporan jurnalis Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Perwakilan WHO di Indonesia, Dr. N. Paranietharan mengungkapkan bahwa perubahan iklim berdampak pada penyakit.

Hal ini terjadi karena adanya berbagai perubahan variabel iklim seperti curah hujan, suhu dan kelembaban yang mempengaruhi dinamika penyebaran penyakit.

Ia mengatakan dalam sebuah acara di Hotel Westin Batavia, Senin (29 April 2024): “Perubahan iklim adalah ancaman kesehatan terbesar yang dihadapi umat manusia dan kami berkomitmen untuk meresponsnya.”

Perubahan pola iklim di wilayah ini juga mempengaruhi ekosistem pertanian dan ketersediaan air, menyebabkan kekurangan air dan penyakit terkait makanan seperti kekurangan gizi dan diare.

Misalnya saja, curah hujan dan suhu yang turun di Maluku meningkatkan jumlah kasus pneumonia sebesar 96% dan jumlah kasus diare sebesar 19%.

Selain itu, suhu yang lebih tinggi dan curah hujan yang lebih tinggi telah meningkatkan kasus demam berdarah sebesar 227% di Bali-Nusa Tenggara dan kasus malaria di Papua sebesar 66%.

Selain itu, Indonesia memperkirakan kerugian ekonomi sebesar 1,86% (sekitar 21,6 miliar USD) akibat dampak perubahan iklim terhadap sektor kesehatan.

Di sisi lain, laporan Bank Dunia menyebutkan bahwa dampak perubahan iklim terhadap sektor perairan dapat menyebabkan kerugian ekonomi sekitar 7,3% pada tahun 2045.

Jika tidak dirusak, perubahan iklim juga akan berdampak pada kesehatan saat ini dan masa depan, memberikan beban pada sistem kesehatan dan menghambat upaya untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.

Pihaknya juga mendukung kerja sama program investasi iklim melalui Green Climate Fund (GCF) yang resmi diumumkan hari ini sebagai program investasi iklim global yang ambisius.

“Meluncurkan inisiatif ini dengan berani untuk Indonesia – yang mungkin paling rentan terhadap dampak perubahan iklim terhadap kesehatan – dan juga di sini, seperti di seluruh dunia, akan mempercepat kemajuan” menuju masa depan yang lebih sehat, lebih hijau, lebih lembut dan lebih berkelanjutan untuk semua, katanya. .

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *