Dilansir jurnalis TribuneNews.com, Aishya Narsansi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan bahwa percikan atau tetesan air liur bisa menjadi cara penularan Mpox.
Namun, jelasnya, kemungkinannya jauh lebih rendah dibandingkan kontak fisik.
WHO sebelumnya telah mengumumkan keadaan darurat global pada 14 September karena peningkatan jumlah kasus strain 1b di Republik Demokratik Kongo dan kekhawatirannya telah menyebar ke negara-negara tetangga.
Dilaporkan di China Southern Morning Post, kepala kesehatan PBB mengatakan virus ini menyebar antar manusia, terutama karena kontak fisik yang dekat dengan orang yang mengidap virus tersebut.
Kontak erat kontak kulit ke kulit (seperti sentuhan atau ciuman) dan kontak mulut ke mulut, atau kontak mulut ke kulit (seperti ciuman) dikatakan pada Rabu (28/8/2024). dikutip mengatakan.
Ini juga dapat mencakup orang-orang yang dekat dengan seseorang yang menderita Mpox.
Misalnya berbicara atau bernapas bersama-sama, yang dapat menimbulkan partikel pernapasan yang menular.
Campak berhubungan dengan berbagai virus, namun menimbulkan gejala ringan seperti demam dan nyeri badan.
Orang dengan kasus yang lebih parah mungkin mengalami lepuh yang muncul di wajah, tangan, dada, dan alat kelamin.
Juru bicara Margaret Harris mengatakan pria tersebut mengalami luka yang terinfeksi virus.
“Jika Anda berbicara secara intim dengan seseorang, bernapas dengannya, berada dekat dengan tubuh, bertatap muka, virus berpotensi menyebar,” kata Harris, “tetapi ini hanyalah permulaan yang kecil.”
Saat dia berbicara dengan seseorang, tetesannya biasanya keluar.
Namun kemungkinan ini kecil dan diperlukan penelitian lebih lanjut.
“Ini bukanlah bentuk penyebaran terbesar. Diperlukan lebih banyak penelitian untuk memahami sepenuhnya dinamika penyebaran,” Harris menyimpulkan.