TRIBUNNEWS.COM – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan 15 anak-anak dan satu orang dewasa yang tewas dalam perang di Gaza telah diterbangkan ke Spanyol untuk perawatan.
15 anak ini tiba di Spanyol pada Rabu (24/7/2024), malam waktu setempat.
Anak-anak yang menerima pengobatan darurat berusia 3 hingga 17 tahun.
Setiap anak didampingi oleh masing-masing keluarga.
Total ada 25 anggota keluarga yang ikut.
Dari anak-anak yang memerlukan perawatan medis, 13 di antaranya mengalami luka parah.
Satu orang menderita penyakit jantung dan satu lagi menderita kanker.
“Anak-anak yang sakit kritis ini akan menerima perawatan yang mereka butuhkan berkat peningkatan kerja sama antara mitra dan negara,” kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam sebuah pernyataan menurut Asharq Al-Awsat.
Selama beberapa bulan terakhir, anak-anak ini dirawat di rumah sakit Mesir.
Menurut WHO, anak-anak ini termasuk di antara 5.000 orang yang menjadi pengungsi sejak perang 7 Oktober 2023.
Namun tentara Israel mengambil alih dan menutup penyeberangan Rafah pada 6 Mei 2024.
Jadi yang bisa dilepas di jalur Kerem Shalom hanya 23 orang.
Direktur WHO untuk Timur Tengah, Hanan Balkhy, mengatakan anak-anak ini akan segera mendapat perawatan lanjutan dan harus segera dipulangkan.
“Anak-anak ini hanyalah puncak gunung es. Ribuan orang dari segala usia yang tinggal di Gaza harus menjalani perawatan medis hingga meninggal jika mereka tidak segera mendapatkan layanan kesehatan lanjutan yang mereka butuhkan,” kata mereka. Hanan Balkhy, dilansir Anadolu Anjansi.
Atas bantuan Spanyol dan Mesir dalam perawatan anak-anak, Tedros Adhanom Ghebreyesus mengucapkan terima kasih.
Ia juga meminta negara-negara lain untuk membantu para korban perang di Gaza.
“Kami mendorong negara-negara lain yang memiliki kekuatan dan fasilitas kesehatan untuk menyambut orang-orang, termasuk mereka yang tidak bersalah, yang terjebak dalam perang ini,” katanya.
Tedros mengatakan, yang dibutuhkan para korban perang di Gaza saat ini adalah obat-obatan.
Jadi dunia harus bekerja sama untuk menyediakan pasokan bagi mereka yang membutuhkan perawatan.
“Memberikan layanan kesehatan yang dibutuhkan bagi mereka yang menderita penyakit serius bukanlah berita utama, namun praktik global,” kata Tedros.
Hingga saat ini, Spanyol tidak hanya menyediakan fasilitas kesehatan untuk anak-anak di Gaza.
Spanyol mengakui negara Palestina pada Mei 2024. konflik antara Palestina dan Israel
Israel telah melakukan serangan mematikan di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023.
Meski mendapat kecaman internasional karena mengabaikan rekomendasi Dewan Keamanan PBB untuk segera menerapkan gencatan senjata, Israel terus melakukan penembakan terhadap Gaza.
Hampir 39.200 warga Palestina tewas.
Kebanyakan korbannya adalah perempuan dan anak-anak.
Lebih dari 90.400 warga Palestina terluka akibat serangan Israel.
Sebagian besar Gaza hancur setelah Israel memulai serangannya selama sembilan bulan.
(Tribunnews.com/Farrah Putri)
Artikel lain tentang WHO dan konflik antara Palestina dan Israel