Wawancara Khusus: Masjid Istiqlal Siap Sambut Paus Fransiskus 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Imam Besar Masjid Istiqlal K.H. Pro. Nasruddin Omar akan menjadi tuan rumah kunjungan Paus Fransiskus, pemimpin Gereja Katolik dunia, pada 3-6 September 2024.

Ia mengungkapkan, Masjid Istiqlal Jakarta juga telah disiapkan untuk menampung kedatangan Paus Fransiskus.

Nasruddin juga mengatakan, pihaknya sudah mempersiapkan kedatangan Paus Fransiskus pada tahun lalu.

Dimana, kabar kedatangan Paus kemudian direncanakan pada tahun 2023.

Namun karena berbagai agenda Vatikan serta agenda nasional seperti pemilu 2024, agenda tersebut ditunda.

Hal itu diungkapkan Nasruddin Omar saat sesi wawancara eksklusif dengan Direktur Berita Tribune Network Fabi Mahendra Putra di kompleks Masjid Istiqlal Jakarta, Kamis (18/7).

Nasruddin Omar berkata, “Insya Allah. Sebenarnya waktunya tidak ada perubahan. Jadi Paus akan datang ke sini sekitar tanggal 3 sampai tanggal 6. Dan untuk Istiqlal sudah diagendakan beberapa pertemuan persiapan, yaitu tanggal 5.”

Nasreddin juga mengungkapkan, pihaknya terus mengoordinasikan persiapan menyambut Paus Fransiskus bersama Pasiprampres dan Katedral Jakarta.

Bahkan, kata dia, pihak Vatikan sudah mendatangi Masjid Istiqlal untuk koordinasi yang lebih baik.

Nasreddin mengatakan, berdasarkan hasil koordinasi tersebut, Masjid Istiqlal telah menyiapkan beberapa opsi untuk menampung Paus Fransiskus.

Lebih lanjut, Nasreddin berharap ada semacam naskah tentang kemanusiaan yang akan ditandatangani bersama dalam kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia.

Katanya, “Saya usulkan ada naskah yang bisa kita tandatangani bersama nanti.”

Menurutnya, Paus Fransiskus merupakan sosok yang sangat konsen mengangkat isu toleransi, peradaban, dan nilai-nilai kemanusiaan.

Profesor Nasruddin meyakini pesan Paus Fransiskus juga merupakan misi Masjid Istiqlal, yakni merayakan kemanusiaan, spiritualitas, dan peradaban.

“Bagaimana kita perlu meningkatkan kemanusiaan tanpa membeda-bedakan agama apa pun, warga negara apa pun, etnis apa pun, warna kulit apa pun, bahasa apa pun,” ujarnya. “Kemanusiaan hanya ada satu,” ujarnya.

Nasreddin mengaku sudah menetapkan tempatnya dengan menyambut Paus Fransiskus yang juga kepala negara Vatikan. Salah satu optiknya adalah Terowongan Toleransi yang menghubungkan Masjid Istiqlal dengan Gereja Katedral.

Namun lokasinya belum ditentukan secara resmi karena kondisi fisik Paus Fransiskus yang sedang menjalani serangkaian kunjungan apostolik.

Ia menegaskan, persiapan Masjid Istiqlal sama seperti menyambut tamu istimewa lainnya.

“Istiklal punya banyak pengalaman dalam menyambut tamu istimewa. Berapa banyak kepala negara yang pernah ada, Obama dll? “Para kepala negara sering berkunjung,” katanya.

Agenda lain yang disiapkan Istiqlal jelang kunjungan Paus Fransiskus adalah dialog bersama antaragama mengenai isu kemanusiaan di dunia. Imam Besar Masjid Istiqlal K.H. Profesor Nasruddin Omar diwawancarai Direktur Tribune Network Fabi Mahendra Putra di Masjid Istiqlal Jakarta, Kamis (18/7/2024). (Tribunnews.com/Reynas Abdila)

Berikut petikan wawancara eksklusif dengan Imam Besar Masjid Istiqlal, KH. Prof bersama Direktur Pemberitaan Tribune Network Fabi Mahendra Putra mengenai kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia. Nasruddin Omar:

Profesor, apakah Panitia atau pihak lain sudah menghubungi Masjid Istiqlal mengenai rencana kunjungan Paus Fransiskus awal September nanti, Profesor?

Ya, sebenarnya dia sudah merencanakan perjalanannya sejak tahun lalu.

Tapi yang terpenting di sana banyak agenda nasional dan di sini juga kita punya agenda nasional, pemilu, dan sebagainya.

Nah, sekarang satu-satunya jalan keluar adalah kehendak Tuhan. Sebenarnya tidak ada perubahan waktu.

Jadi Paus akan berada di sini sekitar tanggal 3 sampai tanggal 6 dan pertemuannya juga dijadwalkan pada tanggal 5 dengan beberapa pertemuan persiapan.

Profesor, secara ringkas siapakah yang akan diundang untuk berbicara atau bertemu dengan Paus Fransiskus, Profesor?

Karena waktu sangat terbatas. Selain itu, ini juga bisa menjadi faktor kesehatan.

Kita juga harus memperhitungkan bahwa kita tidak akan bisa duduk dalam jangka waktu lama atau mungkin semuanya biasanya diukur. Kami juga mendapat protokol ini dari Vatikan langsung di sini.

Dia datang dua kali. Jadi kami hanya bekerja sama. Kami mengirimkannya kepada Anda.

Prinsip kami adalah menghormati, menghormati tamu. Inilah orang-orang yang beriman.

Jadi menurut saya dalam tradisi kita dalam Islam dan juga dalam tradisi budaya Indonesia, kita harus menghormati tamu. Orang yang baik adalah orang yang menghormati tamunya.

Tentu saja kami Stiklal, itu adalah tatanan agama dan budaya, kami harus menghormati tamu.

Profesor, apa saja yang akan dibahas atau diperdebatkan dalam platform terbatas atau singkat ini?

Kami juga mengusulkan banyak topik. Saya juga menyarankan agar saya mengirimkan naskahnya nanti.

Kita bisa menandatanganinya bersama. Saya selalu menjadi Imam Besar, dan bahkan sebagai Paus, temanya adalah tentang kemanusiaan. Betapa pentingnya bagi kita untuk memperbarui kemanusiaan tanpa membeda-bedakan agama apa pun, warga negara apa pun, ras apa pun, warna kulit apa pun, bahasa apa pun.

Hanya ada satu umat manusia. Kita harus menghormati seluruh keturunan dan cucu kita. Nah, karena itu, ternyata tema yang dipopulerkan Paul ini cukup universal dan tersebar luas.

Sama halnya dengan Misi Istiqlal. Kami Istiqlal, menyebarkan kemanusiaan, menyebarkan spiritualitas, dan menyebarkan peradaban.

Guruji, apakah tempat seperti itu sudah disiapkan? Dimanakah letaknya, di kawasan Masjid Istiqlal, atau dimanakah yang cocok untuk anda kunjungi?

Karena Istiqlal punya banyak pengalaman dalam menyambut tamu istimewa, banyak negara bagian yang datang ke sini, Obama, kepala negara yang berbeda-beda, banyak sekali yang datang ke sini. Jadi kami punya standar di sini. Kami juga punya banyak pilihan, termasuk Paus.

Kalau ada pilihan pertama, ada pilihan kedua, ada tiga, ada empat. Aku kaget, wah, aku menemukan tempat yang begitu canggih ya? Adopsi berlanjut hingga opsi keempat.

Kemampuan menciptakan banyak pilihan merupakan kekayaan seseorang. Jadi kalau pilihan pertama bermasalah, ada pilihan kedua, ada pilihan ketiga, ada pilihan keempat. Dan jika Anda membutuhkan lebih dari itu.

Bisakah Anda menjelaskan di mana opsi pertama, sehingga audiens kita bisa lebih memahami?

Ya, saya pernah mengusulkan opsi pertama. Ya, kami menerima dari Istiklal. Kami akan menyelenggarakan dialog internasional tentang antaragama untuk membicarakan kemanusiaan.

Setelah itu kita akan melewati Terowongan Toleransi menuju katedral.

Ya, opsi berikutnya. Pilihan kedua dari katedral, yaitu Katedral Katolik, di sebelah kanan adalah Katedral Katolik.

Yah, itu bisa dibalik. Tapi saya tetap menyarankan untuk melewati terowongan. Karena satu-satunya standar toleransi di dunia ada di terowongan ini.

Terowongan seperti itu belum pernah dibangun di dunia ini. Kami adalah yang pertama di dunia. Kemarin saya juga diundang ke PBB di New York.

Dia bertanya tentang terowongan ini. Ya, saya jelaskan, itu bukan sekadar lubang yang digunakan untuk mengubah akidah. Tapi itu simbolis, ada tandanya di sana.

Itu adalah lambang Indonesia, lambang toleransi. Jadi banyak sekali simbol-simbol yang ditampilkan di terowongan ini, terowongannya. Kemudian paus elevator akan muncul dari sana.

Karena sebenarnya kita punya lift yang sangat canggih di sana. Supaya nantinya bisa melihat ornamen apa saja yang kami pajang di dalam terowongan tersebut. Ada juga perhiasan antaragama.

Ada bunyi yang menggambarkannya, bunyi budag. Namun di sebelahnya juga akan terdengar suara Seragonyong-gonyong, yaitu gereja.

Ada belnya, kan? Lalu ada kata kata bijak yang bisa kita baca bersama. Ini memberikan inspirasi yang cerdas.

Tidaklah terlalu sulit bagi kita, umat Kristen, Yahudi, dan Muslim untuk menemukan titik temu. Karena Abraham adalah seorang yang religius. Kalau kita usulkan, harusnya itu berasal dari nenek moyang kita Nabi Ibrahim.

Kemudian Nabi Ibrahim melahirkan dua orang putra. Istri pertamanya, Sati Sarah, kemudian melahirkan Ishak yang kelak memiliki keturunan.

Lahirlah Nabi Musa yang membawa agama Yahudi dan kitab suci Taurat. Keturunan Nabi Musa pun lahir. Nabi Yesus sedemikian rupa sehingga kita menganggapnya sebagai Yesus Kristus. Kemudian kitab sucinya adalah Alkitab Kristen. Ngomong-ngomong, istri keduanya berasal dari tempat yang sama, namanya Sati Hajar. Nabi Ismail lahir di Mekkah.

Keturunan Nabi Ismail. Nabi Muhammad (SAW) lahir membawa agama Islam, kitab sucinya, Al-Quran. Jadi sebenarnya ketiga agama ini di Barat sering disebut dengan agama Ibrahim.

Atau Semitisme. Agama anak cucu Nabi Ibrahim. Jadi, sekali lagi, ketiga agama surgawi ini terdapat dalam Al-Quran. Yahudi, Kristen, dan Muslim. Oleh karena itu, orang-orang Yahudi disebutkan lebih dari lima belas kali dalam Al-Qur’an. Umat ​​​​Kristen disebutkan lebih dari lima belas kali dalam Al-Qur’an.

Jadi ini adalah agama-agama Ibrahim. Oleh karena itu, sebenarnya ketiga agama ini lebih mudah menemukan titik temu dibandingkan perbedaan. Kalaupun ada perbedaan, kemungkinan besar disebabkan oleh perbedaan penafsiran.

Penjelasannya karena rasanya sudah lama berlalu ya? Wajar jika ada perbedaan semantik bukan? Nah, kami juga menawarkan opsi kedua ini.

Opsi ketiga. Apapun konsep yang Anda miliki tentang Vatikan, kami menyediakannya untuk Anda. Ini adalah konsep kami.

Setelah melihat kejadian tersebut, situasinya, tim rombongan dari Vatikan datang kesana. Jadi dia melihat pilihannya dan menemukan pilihan lain. Mereka juga menawarkan banyak pilihan.

Pertama tergantung waktu, kedua juga tergantung faktor kesehatan. Karena wajar saja, itu karakter kita, itu karakter lama kan? Jadi mungkin pilihannya adalah tidak melalui terowongan, karena nanti harus turun.

Namun jalan tersebut ditutup setelah jalan tersebut dipotong. Potong jalan tapi kami tetap tunjukkan lho. Terowongannya rusak. Kemudian kami pun melakukan persiapan untuk memasuki masjid. Dengan lift khusus ya.

Siap-siap masuk masjid, masuk masjid ya? Kalau dilihat dari luar, letaknya persis di luar masjid. Tapi dia tidak melihat bagian dalamnya.

Dapat menampung 250 ribu orang. Jadi mari kita persiapkan seperti ini. Siapa tahu Anda ingin menumpang, kami sudah menyiapkan kendaraan khusus untuk itu.

Dari gereja, naik. Kemudian kami juga menyiapkan ruang VVIP di sini, yang biasanya tempat berkumpulnya seluruh pelosok tanah air berlangsung di lantai dasar.

Oke, tapi ada opsi jika Anda mau, jadi jangan melangkah terlalu jauh. Akan meningkat lagi karena kesehatan, usia dll.

Kami juga siap dengan pilihan camping, begitulah sebutannya tenda besar. Antara Katedral dan Istiklal.

Itu semua adalah pilihan. Kami akan membahas opsi mana yang akan dipilih menjelang hari besar. Jadi kami menyiapkan beberapa opsi.

Jadi di sini kami tidak bisa mengatakan opsi mana yang akan dipilih nanti. Karena mungkin ada pilihan lain nantinya. Karena ini harus kita diskusikan juga dengan Paspampres.

Jadi dia adalah tamu negara. Kemudian kita juga akan berbicara tentang Vatikan dan Katedral. Semua bagian harus disesuaikan.

Bagi kami, Istiqlal, kami punya banyak pilihan. Dan opsi apa pun yang Anda pilih, kami dapat mengakomodasi. Imam Besar Masjid Istiqlal Nasruddin Umat saat ditemui di Masjid Istiqlal, Jakarta, Jumat (19/5/2023). TribuneNews/Irwan Rismawan (TribuneNews/Irwan Rismawan)

Profesor, apakah di draft awal bisa disebutkan berapa lama Anda akan tinggal di Masjid Istiqlal?

Kemudian berdasarkan pilihan hari kami akan mengambil keputusan nanti.

Karena kita masih kesulitan membayangkan seperti apa rasanya. Akankah nanti turun hujan, apakah akan mempengaruhi kesehatan Anda? Lalu ada pertimbangan lain.

Atau hari apa itu, mungkin bukan tidak mungkin. Apakah di sini siang atau pagi, atau hari keempat? Jadi itu adalah hari-hari yang disayangkan.

Namun kami siap menjajaki semua opsi.

Profesor, bisakah Anda menjelaskannya? Profesor, apa sebenarnya manfaat dan makna kunjungan Paus ke Masjid Istiqlal?

Ya, bagi saya pribadi sebagai Imam Besar, hal ini bukanlah persoalan baru.

Saya sendiri sering mengatakan bahwa kita adalah Nabi Muhammad S.A. Mari kita tiru masjid. Masjid Nabawi sering dijadikan tempat berkumpulnya lintas agama. Menurut sejarah, Nabi SAW disebutkan pernah bertemu dengan 60 orang tamu lintas agama.

Disebutkan juga dalam Sirah Ishaq bahwa pemimpin mereka, Abdul Masih, adalah seorang dari 60 pengikut agama Kristen Ortodoks. Anggotanya adalah Parsi, Yahudi, Kristen, kepercayaan lokal.

Saat itu Nabi sedang salat Asar, sehingga para tamu pun berangkat sambil menunggu Nabi menyelesaikan salatnya. Setelah doa segar Nabi menerimanya.

Nabi menyambut tamunya dengan hidangan. Entahlah karena mungkin hanya sekedar camilan di sore hari. Maka dia ditampung di Masjid Nabawi.

Nabi membahas permasalahan umat manusia di sana. Mulai dari Asra hingga menjelang Maghrib. Karena kesinambungan ceritanya, saya juga mengetahuinya di Maghreb.

Salah satu peserta mengganggu Nabi. Maaf ya Rasulullah, hampir magrib. saya belum melayani.

Nabi bersabda, selain masjid ini, tidak ada tempat ibadah lain di sini. Sajikan di sana. Ngomong-ngomong, ada 2 jenis opini.

Ada pendapat bahwa kompleks itu disebut Masjid Nabawi. Terjadi penghinaan terhadap suku asing dan suku dalam negeri. Nah, siapa yang punya kunci untuk menghina.

Oke, layanan yang sama ditampilkan di sana. Namun ada juga yang paham bahwa Seva ada di masjid. Ya, ada perselisihan.

Jadi saya tidak bisa mengatakan mana yang benar. Karena biarlah sejarah yang menentukannya. Dan biarkan semua orang mengutarakan pendapatnya.

Tapi bagi saya ini yang jadi persoalan adalah Masjid Nabawi sering digunakan untuk menyambut tamu non-Islam. Nah, kita juga coba mencontoh Masjid Nabawi. Terdapat lembaga pendidikan di Masjid Nabawi.

Kami juga mencoba Istiklal. Dari penitipan bayi, TK hingga Ibtidakiah, Sanviah, Aliah. Alhamdulillah semuanya favorit karena standar internasional.

Standar ISO dan Cambridge adalah standar standar Inggris yang kami gunakan untuk manajemen. Ada pula SBU-SDKN yang bekerjasama dengan Universitas PTIK Jakarta. Siapkan kader ulama.

Dan ini juga sangat istimewa karena LPDP kita masih tersisa semua. Ia belajar selama enam bulan di Universitas Al-Azhar di Kairo, Mesir.

Ia juga belajar di universitas besar di AS selama enam bulan di AS. Anda akan pulang dengan segala macam gelar. Ada gelar PTIK, chart, sertifikat universitas Amerika.

Al-Azhar juga memiliki sertifikat. Bahasa Inggris dan Arab yang praktis. Nah, itu salah satu ciri Istiklal.

Istiklal juga ada di sini, nanti saya sampaikan kepada Paus dalam presentasi saya. Istrallal dengan rangkaian program kegiatan. Ada 42 program di sini yang diresmikan oleh Wakil Presiden.

Dan alhamdulillah hampir semuanya sudah terlaksana ya? Misalnya, Istiklal adalah acara global yang mirip dengan bisnis tersebut. Sehingga kebutuhan pokok Istiklal tersebut dapat terpenuhi, kebetulan kebutuhan pokok masyarakat disuplai melalui e-commerce oleh Istiklal.

Jadi sekarang hampir semua orang punya ponsel kan? Jadi Anda bisa memesan dalam waktu singkat. Tengahnya karena kita punya nota kesepahaman dengan negara tetangganya PTPos Indonesia.

Dan institusi seperti Gojch itu namanya apa ya? Jadi kita harus banyak menunggu di sini. Nah, ada pusat kebugaran kita, pusat olah raga, ada juga pencak silat, lalu ada juga olah raga antarmuka, agar jantung kita sehat semua agama. Kerja, kerja antar agama, jalan-jalan ya. Mobil tersebut merupakan hari bebas antar umat beragama.

Lalu ada juga pertemuan diplomatik, jadi kami mengundang duta besar kami dari semua teman di sini, sebenarnya ada lebih dari 40 orang yang ikut. Masuki diplomasi agama yang kita mulai di sini. Maksudnya diplomasi agama, kita tidak hanya bisa menggunakan jalur diplomasi formal saja, tapi kita juga bisa menggunakan diplomasi agama, yaitu kita bisa menggunakan bahasa agama untuk ikut berdiskusi mengenai permasalahan kemanusiaan.

Siapa tahu bahasa religi ini lebih inspiratif dibandingkan bahasa formal diplomasi bukan? Ya, mereka sangat terkesan dengan diplomat kita.

Jadi apakah ini akan menjadi pengantar pidato seorang profesor?

Ya, itulah pidato saya, tetapi waktu kita sangat sedikit. Terbatas karena waktu duduknya lama. Namun secara tertulis akan kami ungkapkan.

Dan semua orang bisa belajar. Karena sudah ada di website kita kan?

Pengurus Istiklal terbuka, apapun yang terjadi di Istiklal, kami punya Istikl TV. Kapan saja, semua program ini dapat dijangkau melalui jejaring sosial. (Jaringan Tribun/Yuda).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *