Laporan jurnalis Tribunnews Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Saat Idul Fitri, keluarga kerap berkumpul dan bersilaturahmi. Jangan lupa untuk menyajikan makanan dalam jumlah banyak dan juga kue-kue berbeda yang umumnya kaya energi dan kalori.
Meski lezat, namun ada banyak risiko kesehatan di balik hidangan lebaran ini.
Bagi penderita diabetes atau pradiabetes, masa ini bisa menjadi dilema karena banyaknya makanan tinggi gula dan kaya karbohidrat yang disajikan.
Petugas kesehatan Juan Leonardo mengatakan banyak orang tidak menyadari pentingnya menjaga kadar gula darah hingga terlambat dan mereka sakit.
Diabetes Mellitus – Kardiovaskular dan Semua Penyebab Kematian dalam National Cohort of Adults (2019) menjelaskan bahwa diabetes secara signifikan mempengaruhi kematian dan kondisi lain seperti penyakit jantung.
Kadar gula darah yang tinggi dan perubahan kadar gula darah yang drastis erat kaitannya dengan kemungkinan menderita berbagai jenis penyakit, antara lain nyeri sendi, penuaan dini, bahkan kanker.
“Peningkatan gula darah yang drastis, selain menghambat proses pembakaran lemak, juga berpotensi menimbulkan dampak negatif baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Mulai dari rasa lelah dan lapar terus-menerus, kualitas tidur yang buruk hingga diabetes, penyakit jantung, dan nyeri pada bagian tubuh. sendi. “dan kanker,” jelas Juan, dikutip Sabtu. (4/6/2024).
Pemilik akun jejaring sosial @juan.guladarah ini menambahkan, dalam eksperimen dan pengalamannya ia menemukan tips dasar menghindari fluktuasi gula darah.
Makanlah serat terlebih dahulu sebelum makan kaya gula.
Makan sayur dan buah-buahan tinggi serat dan rendah gula, yang membantu memperlambat pencernaan karbohidrat dan penyerapan gula.
Kedua, tambahkan protein dan lemak sesuai proporsi karbohidrat yang dikonsumsi.
Pilih sumber protein seperti daging, ayam, ikan, telur atau tempe.
Protein dapat membantu Anda merasa kenyang lebih lama dan menjaga kestabilan gula darah.
Ketiga, olahraga setelah makan yang mengandung gula.
Setelah makan, Anda bisa meluangkan waktu untuk berjalan-jalan, bersepeda, atau melakukan yoga untuk membantu tubuh menggunakan gula darah untuk energi.
“Nasihat ini berlaku untuk pria dan wanita. Secara umum, massa otot pria lebih besar dibandingkan wanita. Dan massa otot mempengaruhi metabolisme gula dalam tubuh. Oleh karena itu, latihan kekuatan juga berdampak positif pada gula darah,” ujar lulusan dari Universitas Pengobatan Tiongkok Beijing.
Ia mengenang, masyarakat saat ini dikelilingi oleh ribuan makanan dan minuman produksi yang mengandung berbagai bahan tambahan dalam jumlah berlebihan, mulai dari gula, garam, monosodium glutamat, dan bahan pengawet.
Anak-anak Indonesia menyadari sejak dini akan potensi penyakit diabetes dan darah tinggi melalui industri makanan dan minuman, berkat kampanye iklan yang terus menerus 24 jam sehari sepanjang tahun.
Cara yang paling ideal adalah dengan mencegah anak mengonsumsi makanan olahan dan makanan yang mengandung gula dalam jumlah tinggi.
Dengan cara ini, anak akan lebih mungkin mengembangkan kebiasaan baik dan tidak mengonsumsi gula dalam jumlah berlebihan.
“Selain itu, juga merupakan cara yang sangat baik untuk mendorong anak melakukan aktivitas fisik seperti olahraga, dibandingkan menghabiskan sebagian besar waktunya bermain gadget,” jelas Juan.
Juan banyak berbagi tips menjaga kualitas hidup di akun media sosialnya, Tiktok dan Instagram.
Ia berharap konten kesehatan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap gaya hidup dan pola makan sehat.