Waspadai Gejala Ini, Bisa Jadi Pertanda Bayi Alami Infeksi Saluran Kemih

Laporan reporter Tribunnews.com Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Infeksi saluran kemih (ISK) bisa dialami siapa saja. Faktanya, ISK bisa menjadi masalah kesehatan umum yang dihadapi bayi, terutama yang berusia di bawah satu tahun.

Lalu kapan seorang ibu harus curiga bayinya mengidap ISK? 

Anggota Unit Kerja Koordinasi Nefrologi (UKK) IDAI, dr Ina Zarlina, SpA(K), mengatakan ada beberapa tanda yang bisa dikenali orang tua. 

Pertama, demam anak lebih tinggi dari 38,5 derajat. 

Biasanya bayi mengalami demam yang kita tidak tahu dari mana asalnya, sumbernya di atas 38,5 derajat Celcius, ujarnya dalam konferensi pers virtual, Selasa (8/6/2024). 

Namun setelah demamnya diobati, tidak ada perbaikan. 

Sehingga orang tua mungkin mulai bertanya-tanya apakah anaknya terkena infeksi saluran kemih 

Kedua, demam bisa disertai muntah. 

Gejala ini biasanya disesuaikan dengan usianya. Bisa demam, muntah-muntah, tidak langsung makan, atau pada bayi kecil bisa terlihat pucat, jelasnya. 

Ketiga, tidak ada penambahan berat badan pada anak. 

Keempat, terlihat darah pada urin atau biasa disebut hematuria.

Untuk lebih spesifiknya, dr Ina membagi gejalanya berdasarkan usia. 

Biasanya pada bayi di atas (di atas) 3 bulan gejalanya berbeda dengan bayi di bawah 3 bulan, jelasnya. 

Bayi usia tiga bulan umumnya mengalami demam, muntah-muntah, badan lemas, dan berkurangnya aktivitas menyusui. 

Saat berkonsultasi dengan dokter, berat badan anak jarang bertambah. Selain itu, anak juga sering mengeluh nyeri. 

Sedangkan anak di bawah 3 bulan belum bisa mengeluh. Namun bayi biasanya akan lebih rewel dan lebih sering menangis. 

Gejala lain yang dapat terjadi pada anak usia 3 bulan hingga 3 tahun adalah keluhan nyeri saat buang air kecil. 

“Atau buang air kecil bolak-balik, kandung kemihnya tidak keluar. Bisa disertai sakit perut, lalu muntah-muntah, lalu nyeri di atas kemaluan.” 

Jika gejala di atas terjadi, orang tua disarankan untuk segera membawa anaknya ke dokter. 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *