Dilansir reporter Tribune.com Endrapta Pramudhiaz
Tribun News.com, Jakarta – Total utang pemerintahan Jokowi-Maruf Amin yang akan bertambah pada tahun 2025 sangat besar, mencapai Rp 800 triliun.
Berdasarkan data Kementerian Keuangan, per 30 April 2024, total utang yang belum dilunasi pada tahun 2025 sebesar Rp 800,33 triliun. Utang ini berasal dari surat berharga negara (SBN) sebesar Rp705,5 triliun dan utang pinjaman sebesar Rp100,19 triliun.
Direktur Program Institute for Economic and Financial Development (INDEF) Isha M. Rachabini menilai hal ini patut diwaspadai oleh pemerintahan Prabowo-Gibran.
Pasalnya, Prabowo-Gibran punya beberapa program lanjutan dengan anggaran jumbo. Hanya disebutkan makanan bergizi gratis yang dianggarkan APBN sebesar 71 triliun pada tahun 2025.
“Ini adalah program pemerintah yang sangat besar dan besar sehingga memerlukan sikap proaktif dalam membiayai program tersebut dengan utang.
Menyikapi hal tersebut, pemerintahan Prabowo-Gibran membiarkan pendapatan negara bertambah, bukan berkurang.
Jika di kemudian hari pendapatan negara tidak bertambah atau berkurang, maka defisit fiskal pasti akan terkena dampaknya, artinya melebar.
“Kalau pendapatannya sama atau turun, defisitnya besar sekali. Pendanaannya dari mana? Penutupan itu bisa jadi akan menimbulkan utang baru. Kita kira, kita tidak akan bisa keluar dari utang,” kata Isha. .
Oleh karena itu, Prabowo-Gibran menegaskan, pemerintah ke depan bisa bersikap aktif dan berhati-hati.
“Jadi di tahun 2024, 2025 dan tahun-tahun setelahnya yang banyak program (hutang) dan tahun-tahun setelahnya, kita harus waspada dan hati-hati dengan apa yang terjadi setelahnya. Itu akan mempengaruhi keseimbangan anggaran kita,” Isha dikatakan .
Sebelumnya, Ekonom Senior INDEF Faisal Basiri menggambarkan Presiden Indonesia 2024-2029 Prabowo Subianto sebagai presiden yang kurang beruntung.
Menurut dia, hal tersebut karena Prabowo mewarisi utang negara sebesar 800 triliun dolar dari pemerintahan Jokowi.
Karena dia mewarisi beban yang sangat besar,” kata Faisal dalam diskusi publik di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (26/6/2024). Ekonom Senior Faisal Basri.
Dia menjelaskan, utang yang akan dibayar Presiden Joko Widodo (Jokowi) tahun depan sebesar 800 triliun dolar.
“Belum lagi macam-macam. Akhirnya Pak Prabowo bilang ke Pak Jokowi, ‘maaf Pak Jokowi menambah beban saya’,” kata Faisal.
Menurutnya, salah satu cara untuk memastikan perubahan adalah dengan memutus hubungan dengan Jokowi.
Jadi yang menyebabkan perubahan adalah Pak Prabowo memutuskan hubungan dengan Pak Jokowi, lanjutnya.
Karena kerusakan yang kita warisi akan membawa kita ke jurang yang dalam.