Warisan Dunia yang Diakui UNESCO, Ratusan Pelajar SMK di Jakarta Ikuti Workshop Kebaya

Laporan Choirul Arifin, reporter Tribunnews

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Sebanyak 200 siswa dari enam Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) DKI Jakarta mengikuti seminar “Kebaya: Warisan Budaya dan Jati Diri Bangsa” di Gedung A Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI di Jakarta. .

Diselenggarakan oleh Kementerian Kebudayaan Indonesia sebagai bagian dari Proyek Raya, lokakarya ini merupakan kesempatan berharga untuk memperkenalkan kebaya kepada generasi muda, salah satu warisan budaya yang diakui UNESCO.

Antusiasme siswa terlihat sejak awal acara. Mereka pun berlomba-lomba bertanya dan mengikuti diskusi dengan antusias.

Salah satu topik yang paling menyita perhatian adalah transformasi kebaya menjadi simbol budaya, kemungkinan pengembangannya di bidang kreatif.

Siswa menyatakan minatnya untuk mengikuti Program Kebaya Safety.

Pegiat kebaya sekaligus budayawan Indonesia Mirandi Serat Kinanger, dalam workshop ini kebaya bukan sekedar pakaian melainkan simbol identitas budaya perempuan Indonesia.

Mane Kepaja adalah identitas budaya perempuan Indonesia dan saya bangga, ujarnya.

“Saat saya di Eropa, kami sangat dihormati, bukan karena merek pakaian yang kami kenakan, tapi karena kami adalah perempuan yang memahami dan menghormati budaya kami,” tambah Miranti Serrat.

Ia menjelaskan, Kebaja memberikan kebanggaan dan nilai tambah bagi perempuan Indonesia karena mencerminkan kekayaan tradisi, sejarah, dan jati diri bangsa.

Miranti juga menekankan bahwa komunitas internasional sering mengapresiasi bagaimana kita tidak hanya mengikuti tren global tetapi juga melindungi dan mempromosikan warisan budaya.

Mirandi juga menekankan pentingnya adaptasi agar kebaya tetap relevan dalam kehidupan modern. Ia mengusulkan desain kebaya yang lebih praktis dan fleksibel untuk menunjang aktivitas sehari-hari.

Dengan pendekatan ini, kebaya dapat menjadi bagian dari gaya hidup yang mencerminkan kecintaan terhadap budaya apapun kebutuhan zaman. Kebaya menjadi inspirasi ekonomi kreatif 

Pada sesi audiensi, mahasiswa diajak untuk memahami kebaya tidak hanya sebagai pakaian adat, namun juga merupakan peluang besar di sektor ekonomi kreatif.

Kebaya yang diakui UNESCO kini mendapat perhatian internasional, membuka peluang bagi para desainer muda untuk menciptakan kebaya yang relevan dengan generasinya.

“Ketika masih muda, bisa berkreasi dengan kebaya yang modern tanpa harus menghilangkan nilai-nilai tradisionalnya. Ini merupakan salah satu cara agar kebaya tetap hidup tidak hanya di Indonesia tapi juga internasional,” kata Mirandi Serat Kinanchar Demonstrasi Kerancang Kebaya 

Puncak acaranya adalah sesi peragaan teknik Kebaya Keransong yang dipimpin oleh penerus Kebaya Keransong, Wailka.

Mereka mempraktikkan bagaimana teknik menjahit tradisional dapat dipadukan dengan mesin modern tanpa mengurangi nilai seni dan keasliannya.

Para siswa menyaksikan prosesnya dengan takjub. Beberapa di antaranya menimbulkan pertanyaan penting mengenai keberlanjutan teknik ini di masa depan.

“Melestarikan kebaya desainer tidak hanya sekedar melestarikan tradisi, tapi juga menciptakan produk yang mampu bersaing di pasar global. Generasi muda seperti Andalah yang akan menentukan masa depan ini,” kata Mirandi Serat Kinanger.

Melalui workshop ini diharapkan dapat memberikan semangat kepada generasi muda untuk tidak hanya memandang pakaian adat saja melainkan sebagai bagian penting dari identitas budaya bangsa yang perlu dilindungi.

Selain itu, kebaya membuka peluang besar di bidang kreatif – bagi desainer, pengusaha, dan seniman.

Dengan antusiasnya para pelajar saat acara berlangsung, masa depan kebaya nampaknya sudah berada di tangan yang baik.

Generasi muda ini tidak hanya siap melestarikan kebaya, namun juga mampu membawa warisan budaya tersebut ke tingkat yang lebih tinggi dan menjadikannya kebanggaan nasional dan daya tarik internasional.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *