TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Wakil Presiden (Vapres) K.H. Maruf Amin mengatakan, jumlah stok kantong darah di Indonesia masih jauh dari ideal.
Wapres mengatakan, jumlah cadangan kantong darah yang ideal di Indonesia harus mencapai 7 juta.
Namun saat ini jumlah stok kantong darah di PMI hanya 91 ribu saja.
Hal itu disampaikan Wapres saat menjadi pembicara pada acara Penganugerahan 100 Donor Darah Sukarela (DDS) Satyalancana Bakti Sosial di Jakarta, Senin (5/8/2024).
Pada awalnya Wapres menekankan agar setiap negara menyadari pentingnya memiliki cukup darah untuk menjaga kesehatan dan menyelamatkan nyawa warganya.
“Darah diperlukan untuk menjaga kesehatan, menyelamatkan nyawa, untuk keperluan medis dan untuk mengobati penyakit kronis. Namun terkadang darah tidak bisa tersedia dengan cepat dan cukup di rumah sakit dan bank darah, sehingga ketersediaan donor darah sangatlah penting,” ujarnya. . wakil presiden dalam pidatonya.
Lebih lanjut Wapres mengatakan, kondisi penyimpanan darah di unit donor darah PMI se-Indonesia saat ini baru mencapai 91 ribu kantong, jauh dari angka ideal yang bisa mencapai 2,5 persen penduduk, yakni sekitar 7 juta kantong darah per tahun.
“Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia masih perlu terus meningkatkan donor darah untuk mencapai persediaan darah minimal,” jelasnya. Wakil Presiden (Vapres) K.H. Maruf Amin di Jakarta Pusat, Senin (5/8/2024). (Tribunnews.com/Rahmat W. Nugraha)
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, Wapres mendorong peningkatan motivasi masyarakat untuk menjadi sukarelawan donor darah secara rutin.
Upayanya tentu tidak lepas dari peran proaktif seluruh kementerian/lembaga dan pemerintah daerah.
“Kita harus bersama-sama memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana, meningkatkan kualitas darah, dan mengembangkan sistem pelatihan yang lebih intensif, sehingga masyarakat semakin termotivasi untuk mendonorkan darahnya secara rutin,” tegas Wapres.
Lebih lanjut, beliau memaparkan langkah-langkah strategis untuk memenuhi kebutuhan pasokan darah.
Pertama, meningkatkan kesadaran dan promosi masyarakat akan pentingnya donor darah.
“Kesadaran dan partisipasi donor yang lebih tinggi akan memperkuat solidaritas kemanusiaan dan meningkatkan kesiapsiagaan terhadap dampak bencana dan krisis kesehatan,” kata Wapres.
Yang kedua, tambahnya, adalah meningkatkan pendidikan dan kesadaran terhadap kegiatan Palang Merah.
“PMI sebaiknya mulai menyasar generasi muda untuk terlibat dalam kegiatan PMI. Gunakan media sosial dan grafis yang menarik untuk membangkitkan minat mendonor darah,” ajak Wapres.
Ketiga, dia meminta penguatan kerja sama intensif antar kementerian dan lembaga untuk menjamin keamanan dan ketersediaan darah.
Menurut Wapres, kerja sama tersebut juga harus melibatkan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), dan Kementerian Sosial.
“Kita harus bersama-sama menjaga pasokan produk darah dan meningkatkan upaya pemenuhan kebutuhan darah,” ujarnya.
Keempat, Wapres mengingatkan perlunya keterlibatan dunia usaha atau organisasi masyarakat dalam donor darah.
“Media yang dimiliki oleh dunia usaha dan organisasi kemasyarakatan dijadikan sebagai wadah untuk menjangkau masyarakat luas sekaligus memotivasi mereka untuk terlibat dalam proyek sosial dan kemanusiaan,” ujarnya.