TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin mengapresiasi donor darah sukarela sebagai pahlawan kemanusiaan.
Hal itu menyadarkan Wapres saat memberikan sambutan pada acara Penganugerahan Satyalancana Bakti Sosial kepada 100 Relawan Donor Darah (DDS) di Jakarta, Senin (08/05/2024).
Wapres pada awalnya mengatakan bahwa darah diperlukan untuk menjaga kesehatan, menyelamatkan nyawa, untuk pengobatan, dan untuk membantu pengobatan penyakit kronis.
Namun terkadang – kata Wapres – darah tidak tersedia secara cepat dan dalam jumlah yang cukup di rumah sakit dan bank darah, sehingga kehadiran donor darah menjadi sangat penting.
Status donor darah sukarela (DDS) memberikan manfaat tidak hanya bagi pendonor tetapi juga bagi penerima darah, kata Wakil Perdana Menteri Ma’ruf Amin dalam sambutannya.
Wapres menegaskan, setetes darah ini dapat memberikan harapan dan semangat bagi mereka untuk pulih dan terus melakukan apa yang mereka lakukan saat ini.
Mengingat pentingnya darah bagi kehidupan manusia, Wapres menyebut para pendonor adalah pahlawan kemanusiaan.
“Itulah mengapa kita bisa menyebut donor darah sebagai pahlawan kemanusiaan, karena mereka membantu menyelamatkan nyawa dan menjamin kehidupan orang lain dengan tangan tanpa pamrih,” ujarnya.
Diketahui, Pengabdian Masyarakat Satyalancana merupakan penghargaan tertinggi yang diberikan pemerintah kepada para pendonor darah atas komitmennya mendonorkan darah sebanyak 100 kali.
Tercatat 1.591 penerima hibah DDS 100 tahun 2019-2020 dari 26 provinsi menerima hibah.
Dari seluruh penerima penghargaan, 1.523 DDS adalah laki-laki dan 68 perempuan.
Jawa Timur merupakan provinsi dengan jumlah pendonor terbanyak yaitu lebih dari 100 kali atau lebih dari 600 orang. Kampanye donor darah yang dilakukan oleh staf Kompas Gramedia dengan tema “darah untuk kemanusiaan” pada tanggal 26 Maret 2024 dilaksanakan di Studio 2 Kompas TV, Menara Kompas. (Tribunnews.com/Istimewa)
Diantara peraih penghargaan ini, donatur tertua adalah Darmopawiro (76 tahun) asal Jawa Tengah, dan donatur termuda adalah Yunus Effendi (43 tahun) asal Jawa Timur.
Selain itu, donatur terbesar adalah Gindo Panggabean dari Sumsel (164 donatur). Sementara itu, ada pula DDS termuda 100 kali Aphereza, Rachmat Hidayat (29 tahun) asal DKI Jakarta (161 kali) dan pendonor darah tertinggi Aphereza, I Putu Gede Suartika asal Bali dengan 212 kali donasi.