TRIBUNNEWS.COM – Kasus pelecehan seksual yang dilakukan tentara Israel akhir-akhir ini semakin meningkat.
Pada 17 Agustus 2024, seorang wanita Palestina mengungkapkan bahwa dia mengalami pelecehan seksual oleh tentara Israel saat berada di pemakaman di kota Hebron, Tepi Barat.
Saat itu, gadis Palestina itu mengaku sedang melewati Batu Tamar di lingkungan Tel Rumeida, Hebron.
Salah satu tentara Israel meminta wanita itu berhenti.
Pertama, tentara tersebut meminta wanita Palestina tersebut membuka tasnya.
Namun tak hanya itu, tentara Israel itu tiba-tiba melepas sebagian celananya.
“Apakah Anda menginginkannya? Datang dan lihatlah,” kata tentara Israel seperti dikutip Middle East Eye.
Tentu saja tindakan tentara Israel itu membuat perempuan Palestina itu merasa jijik.
“Saya pindah, saya meninggalkan pos pemeriksaan dan saya tidak tahu apa yang terjadi. Saya merasa seolah-olah seseorang telah memukul saya,” katanya kepada Haaretz.
Gadis itu kemudian melaporkan kejadian tersebut kepada tokoh masyarakat setempat, Basam Abu Aisha.
Hingga Abu Aisha seorang pejabat senior administrasi sipil akhirnya dihubungi dan menemani wanita tersebut ke pos pemeriksaan.
Kedatangan Abu Aisha dan wanita tersebut dianggap diabaikan oleh hakim Shadi Shubash di pemerintahan sipil.
Abu Aisha menerima ancaman dari Shubash.
Shubash menuduh Abu Aisha dan wanita tersebut berbohong tentang kejadian tersebut.
Dia juga memperingatkan Abu Aisha bahwa dia tidak bisa terlibat dalam masalah ini.
Sementara itu, perempuan asal Palestina ini mengaku mengalami trauma mendalam akibat kejadian tersebut.
“Saya capek dan depresi. Sekarang lebih mudah, tapi kalau mau periksa, saya takut kejadian serupa terulang lagi,” kata perempuan itu.
Pasukan Israel mengatakan mereka telah melancarkan penyelidikan atas insiden tersebut. Bukan pertama kalinya
Tampaknya ini bukan pertama kalinya terjadi di pos pemeriksaan Hebron.
Wanita lain juga mengalami perlakuan memalukan serupa di pos pemeriksaan.
Seorang tentara Israel yang berjalan melewati pos pemeriksaan mengambil foto dirinya dan saudara perempuannya.
Kedua wanita tersebut ditahan paksa oleh tentara Israel.
Tak hanya itu, ia juga memaksa dua wanita untuk membuka ponselnya.
“Dia memegang tanganku dan memintaku membuka ponselku. Aku bilang padanya ini foto pribadiku, kenapa aku harus membukanya?” katanya.
Sementara warga lain yang melintasi pos pemeriksaan mengaku mengalami pelecehan verbal.
Dia takut gadis itu akan melewati batu itu sendirian.
Sekadar informasi, ketegangan meningkat di Tepi Barat yang diduduki di tengah serangan brutal Israel di Jalur Gaza.
Serangan Israel di Tepi Barat menewaskan 673 warga Palestina.
Jumlah korban luka akibat serangan Israel mencapai hampir 5.400 orang.
Sementara itu, lebih dari 1.300 warga Palestina di Tepi Barat telah ditangkap oleh tentara Israel.
(Tribunnews.com/Farrah Putri)
Artikel lain terkait Hebron, Tepi Barat dan konflik Palestina vs Israel