Dilansir reporter Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Di era baru ini, pijat menjadi favorit masyarakat, khususnya pijat perut wanita.
Pijat perut dianjurkan untuk mengatasi prolaps atau prolaps perut dan inkontinensia (keinginan buang air kecil terus-menerus).
Pijat perut bisa berakibat fatal.
Dokter Spesialis Obgyn Universitas Airlangga (UNAIR), Prof Dr Eighty Mardiyan K dr SpOG Subsp Urogin RE, mengatakan pijat bukanlah metode yang cocok.
Pijat perut tidak memperkuat dasar panggul, hanya otot dan jaringan ikat.
“Orang normal mungkin mengira pijat akan mengembalikan posisi rahim dan rahim yang prolaps. Namun ketika dasar panggul melemah, maka rahim dan rahim akan kembali kolaps. Keterbatasan dan inkontinensia terus terjadi,” demikian dilansir situs Unair, Rabu (24). /4/2024).
Oleh karena itu, pijat perut tidak dianjurkan dalam dunia medis, terutama oleh dokter spesialis kebidanan dan dokter. Kalaupun Anda mempunyai keluhan sakit perut, pijat tidak bisa mengatasi hal ini.
“Untuk mengetahui penyebab nyeri harus dilakukan penelitian. Ada banyak kondisi pada perut yang tidak bisa didiagnosis langsung oleh ahli terapi pijat. Seperti rahim, indung telur, saluran tuba, lambung dan usus. “Sekarang di perut bagian atas ada lambung, kandung empedu, limpa, dan hati,” ujarnya.
Pada saat ini, pemijatan pada rahim dapat memberikan tekanan pada tubuh dan dapat sangat mempengaruhi hasil akhir dari endometriosis atau kanker rahim.
Juga, Prof. Ada delapan puluh penjelasan mengenai dampak negatif pijatan perut yang mengerikan.
Kalau kasus kista ovarium bisa pecah. Kalau rahim karena rahim tidak bergerak, pijatan juga bisa menekan rahim dan merobeknya. Kondisi ini mungkin merupakan tanda siklus hidup, katanya.
Pada kasus kengser dan inkontinensia yang tidak terlalu serius, senam kegel lebih efektif.
“Latihan Kegel tepat dan akurat. Sebab, senam kegel membantu memperkuat otot-otot dasar panggul sehingga fungsinya kembali normal, ujarnya.