Wamentan: Program Makan Bergizi Gratis Jangan Pakai Susu Kedelai karena Impor Sudah Tinggi 

 

Wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz melaporkan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono menyarankan Program Pangan Gratis (MBG) tidak menggunakan susu kedelai karena impor kedelai Indonesia sudah tinggi.

Permintaan konsumsi kedelai Indonesia tinggi dan dipenuhi oleh kedelai impor.

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), pada tahun 2023 Indonesia akan mengimpor kedelai sebanyak 2,27 juta ton. Indonesia membutuhkan 2,5 juta ton kedelai setiap tahunnya.

Selama ini 90% kebutuhan kedelai dalam negeri setiap tahunnya diimpor dari luar negeri.

“Kalau bisa, kita impor susu kedelai (yang masih banyak datangnya). Kita cari sumber protein lain,” kata Sudaryono kepada wartawan di Jakarta, dikutip Jumat (13/9/2024).

Menurutnya, jika Indonesia harus mengimpor barang untuk memenuhi kebutuhan MBG, hal itu berisiko.

Sudariono mengatakan sebaiknya mengganti susu dengan makanan lain yang mengandung protein. Menurutnya, pemberian makanan kepada anak sekolah merupakan tema proyek MBG.

“Jadi kita tidak boleh membiarkan semua pangan diimpor untuk pangan yang tidak bergizi,” kata Sudaryono.

Lanjutnya: “Yang penting bukan bahannya, yang penting nilai gizinya, ganti dengan telur. , nilai gizinya sama dengan ayam, ikan”.

Dalam proyek MBG ini, Pak Sudaryono mengatakan Kementerian Pertanian hadir untuk menjamin pasokan pangan melalui produksi yang memadai.

Melalui Badan Gizi Nasional, Kementerian Pertanian menjamin produksi susu, daging sapi, unggas, ikan, telur, beras, dan sayuran.

“Kami menjamin produksi karena salah satu amanah Kementerian Pertanian adalah produksi pertanian”, pungkas Sudariono.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *