Laporan jurnalis Tribunnews.com Nitis Khavaroh
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) II Thomas Givandono menilai kondisi perekonomian global pada tahun 2024 dan 2025 masih diselimuti ketidakpastian, bahkan diperkirakan akan terjadi perlambatan pertumbuhan.
Menurutnya, hal tersebut merupakan dampak dari ketegangan geopolitik di Timur Tengah dan Ukraina, permasalahan fiskal di AS dan melemahnya prospek pertumbuhan di China serta ketidakpastian politik di Eropa.
Pengumuman tersebut disampaikannya pada Selasa (24 September 2024) pada acara ASEAN International Seminar and Growth Academy di Gedung Dhanapala Kementerian Keuangan.
“Ketidakpastian ini tercermin dalam World Economic Outlook terbaru Bank Dunia untuk bulan Juni 2024. Pertumbuhan global diperkirakan akan tetap datar sebesar 2,6 persen pada tahun 2024 sebelum meningkat menjadi rata-rata 2,7 persen antara tahun 2025 dan 2026, kata Thomas.
Tommy, sapaan akrabnya, mengatakan negara-negara berkembang diperkirakan tumbuh rata-rata 4 persen pada tahun 2024 hingga 2025, sedikit lebih lambat dibandingkan tahun 2023. Namun lanjut Tommy, kawasan ASEAN terus mengalami pertumbuhan pesat yang melebihi rata-rata global. .
Berdasarkan perkiraan ADB Juli 2024, ASEAN diperkirakan tumbuh sebesar 4,6 persen pada periode yang sama, ujarnya.
Selain itu, Tommy mengatakan pertumbuhan ekonomi negara berkembang akan mencapai 4,7 persen pada tahun 2025, terutama didorong oleh konsumsi, peningkatan pariwisata, belanja infrastruktur, dan perkiraan pemulihan ekspor.
“Sebagai bagian dari ASEAN, Indonesia juga terus menunjukkan ketahanan dan kekuatan ekonominya. Pada triwulan II tahun 2024, Indonesia mencatat pertumbuhan tahunan sebesar 5,05 persen yang mencerminkan terjaganya daya beli karena keberhasilan upaya pengendalian inflasi,” ujarnya. ditambahkan katanya
“Meskipun kami tetap mewaspadai potensi penurunan aktivitas manufaktur akibat faktor eksternal yang merugikan, prospek perekonomian jangka pendek Indonesia masih relatif baik,” lanjut Tommy.