Laporan reporter Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Wakil Menteri Kesehatan Pemerintah Indonesia, Prof. Dr. Dante Saksono Harbuwono mengungkapkan penyebab utama penyakit pneumonia adalah paparan asap rokok.
Ia mengingatkan para orang tua yang masih merokok di rumah, selain berbahaya bagi kesehatan, juga dapat menurunkan kondisi paru-paru anaknya.
“Data menunjukkan bahwa anak-anak yang orang tuanya merokok lebih besar kemungkinannya terkena pneumonia dibandingkan anak-anak yang orang tuanya tidak merokok,” kata Prof. Dante pada acara puncak Hari Pneumonia Sedunia di Kantor Kementerian Kesehatan, Jakarta, Senin (18/11/2024).
Pneumonia sering disebut sebagai silent killer karena menyerang paru-paru, membuat sulit bernapas, bahkan kematian, terutama pada anak-anak.
Pneumonia adalah peradangan pada paru-paru akibat infeksi saluran pernafasan, yang disebabkan oleh bakteri, virus atau jamur.
Pada bayi, gejala yang paling umum atau umum terjadi adalah batuk, kesulitan bernapas, dan gejala pneumonia berat seperti tertariknya dinding dada saat bernapas.
Wakil Direktur Jenderal Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Kementerian Kesehatan Dr. Yudhi Pramono, MARS, mengatakan pneumonia merupakan salah satu penyakit yang menyebabkan banyak kematian pada anak di bawah usia 5 tahun di Indonesia.
Data WHO tahun 2021 menunjukkan pneumonia menyebabkan 740.000 kematian pada anak di bawah 5 tahun atau setara dengan 14% kematian anak di bawah 5 tahun di dunia.
“Hal ini menunjukkan bahwa pneumonia merupakan ancaman nyata bagi kesehatan anak-anak,” kata Dr. Yehuda.
Berdasarkan data BPJS Kesehatan tahun 2023, pneumonia menjadi prioritas penyakit dengan biaya pengobatan tertinggi yaitu Rp 8,7 triliun, disusul tuberkulosis (TB), penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), obat-obatan, dan kanker paru.
Hal ini dilakukan sebagai upaya perlindungan dengan menjaga dan menjaga kesehatan lingkungan.
“Namun vaksinasi hanyalah sebagian kecil dari upaya mengalahkan pneumonia. “Upaya lainnya adalah dengan melengkapi nutrisi yang baik pada anak agar otot-otot tubuhnya meningkat, termasuk menyiapkan ASI saja serta menyiapkan makanan dengan baik” untuk tumbuh kembang anak,” ujar Prof. Dante.
(*)