Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destriavan melaporkan
TribuneNews.com, Jakarta — Wakil Menteri Perdagangan Jerry Samboga mengatakan Indonesia tetap menjaga ketahanan pertumbuhan ekonomi dan stabilitas politik. Oleh karena itu, industri kendaraan listrik (EV) di Indonesia juga memiliki potensi yang besar.
Menurut Jerry, Indonesia mempunyai modal pertumbuhan ekonomi dan stabilitas politik yang baik di tengah kompleksitas lingkungan perekonomian global.
Ia juga menyampaikan bahwa Indonesia telah sukses menyelenggarakan pemilu dan melakukan transisi menuju pemerintahan berkelanjutan tanpa adanya gejolak.
“Ini merupakan langkah yang tepat bagi perusahaan EV untuk memperluas bisnisnya di Indonesia,” kata Jerry dalam keterangannya, Minggu (5/5/2024).
Indonesia mencatat surplus perdagangan sebesar US$4,47 miliar pada Maret 2024, kata Jerry. Surplus ini berlanjut selama 47 bulan berturut-turut sejak Mei 2020.
“Pemerintah Indonesia mempunyai beberapa kebijakan strategis, salah satunya kebijakan hilirisasi nikel,” jelas Jerry.
Kebijakan ini memberikan nilai tambah bagi perekonomian, menciptakan lapangan kerja dan memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasokan global.
Selain itu, pemerintah Indonesia juga mendorong pengembangan teknologi untuk mengurangi polusi dan ketergantungan terhadap bahan bakar fosil.
“Hal ini didukung oleh sumber daya nikel dalam negeri yang besar dan berpotensi menjadi basis produksi kendaraan listrik di Asia,” kata Jerry.
Berdasarkan penilaian NEF Bloomberg, Indonesia berada di peringkat 22 dari 30 negara yang dinilai mampu meningkatkan daya tarik investasi di ekosistem rantai pasok baterai listrik. Penilaiannya didasarkan pada beberapa aspek antara lain industri, inovasi, dan infrastruktur.
Selain itu, ketersediaan bahan baku, manufaktur baterai, permintaan di sektor hilir, serta kebijakan lingkungan, sosial, dan tata kelola juga menjadi aspek penilaian Bloomberg NEF.
“Indonesia diharapkan dapat segera menarik investor di ekosistem rantai pasok baterai listrik,” tambah Jerry.
Saat ini, pemerintah Indonesia terus mendorong upaya transisi energi untuk mencapai Kontribusi Nasional (NDC).
Indonesia berkomitmen untuk meningkatkan target penurunan emisi dari 29 persen menjadi 31,89 persen tanpa syarat (tanpa bantuan internasional).
Upaya transisi energi membuka peluang investasi sebesar US$3,5 triliun bagi Indonesia.
“Indonesia akan terus melakukan perubahan untuk mendorong kebangkitan perekonomian global,” kata Jerry.