Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia melaporkan
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Saham-saham AS berfluktuasi di Wall Street dan jatuh ke zona merah karena investor masih mewaspadai konflik Timur Tengah.
Mengutip data Bloomberg, Dow Jones Industrial Average ditutup melemah 0,44 persen atau 184,93 poin pada 42.011,59 poin, disusul indeks S&P 500 yang melemah 0,17 persen atau 9,58 poin pada 5.699,96 poin, Nasdaq di sana dan menyesuaikan . 5 poin persen atau 604 persen. 17.918,48 pada awal perdagangan Jumat (4/10/2024).
Sebagian besar saham AS melemah setelah ketegangan geopolitik berkobar di Timur Tengah. Ketegangan politik yang dimaksud adalah Iran menembakkan sekitar 200 rudal balistik yang menargetkan pangkalan militer Israel dan situs penting Zionis.
Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) Iran mengatakan penembakan itu merupakan respons terhadap serangan Israel yang menewaskan Sekretaris Jenderal Hizbullah Hassan Nasrallah pekan lalu dan kepala Biro Politik Hamas Ismail Haniyeh pada akhir Juli.
Namun serangan itu membuat marah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, yang memperingatkan Iran untuk bersiap menghadapi pembalasan segera terhadap fasilitas nuklir atau minyaknya setelah serangan rudal besar-besaran terhadap Teheran.
“Iran melakukan kesalahan besar malam ini dan akan menanggung akibatnya,” kata Netanyahu beberapa jam setelah serangan itu, dikutip The Straits Times.
“Siapa pun yang menyerang kami, kami serang,” tegasnya.
Selain konflik sengit antara Israel dan Iran, pasar saham menyusut pada perdagangan Oktober karena melemahnya sentimen investor.
Mike Dickson, kepala penelitian dan strategi kuantitatif di Horizon Investments, mengatakan pasar menghadapi sejumlah hal pada tahun 2024. Salah satunya adalah investor mewaspadai data pasar tenaga kerja, laporan pengangguran, dan gaji yang tidak stabil di Amerika Serikat. (KITA). Saham Asia beragam
Kontraksi juga terjadi pada perdagangan bursa Asia sehingga perdagangan di bursa Asia Pasifik bervariasi. Indeks Nikkei 225 Jepang misalnya, menguat 0,34 persen.
Hal ini diikuti oleh kenaikan 0,41 persen pada indeks teratas Topix. Sedangkan indeks Kospi Korea Selatan meningkat 0,19 persen dan Kosdaq sebesar 0,74 persen.
Sebaliknya, indeks S&P/ASX 200 Australia melemah 0,46 persen, disusul indeks berjangka Hang Seng Hong Kong yang turun ke 22.091, di bawah penutupan terakhir HSI di 22.113,51.