TRIBUNNEWS. KOM, JAKARTA – Wakil Syekh Agung Al-Azhar Kairo Prof. Dr. Muhammad Ad-Duwaini membahas penguatan kerja sama antara dunia pendidikan dan pelajar saat bertemu dengan Menteri Agama RI H Yakut Cholil Kumas.
Pertemuan tersebut berlangsung di Jakarta pada Selasa (25 Juni 2024).
Diketahui, saat ini ada sekitar 15 ribu mahasiswa Indonesia yang berada di Kairo untuk belajar di Universitas Al-Azhar.
Menurut Ad-Duwainy, pelajar Indonesia merupakan jumlah terbesar di Al-Azhar.
Mereka dianggap mampu berprestasi dan mempunyai akhlak yang baik.
Ed-Duwayni yang didampingi oleh Syekh Besar Al-Azhar, Penasihat Kemahasiswaan Internasional, Prof. Nakhlah Al Soidi menekankan perlunya seluruh lembaga pendidikan di Indonesia mengajukan Moilla atau penyetaraan di Al-Azhar sebagai syarat utama untuk bisa belajar di Al-Azhar.
Syaik Ad-Duwani mengatakan, satu-satunya lembaga yang berhak dan disetujui Majelis Ala Al-Azhar untuk menyelenggarakan ujian masuk bagi calon mahasiswa masuk Universitas Al-Azhar adalah Markaz Tatweer yang berada langsung di bawah Masijhotil Azhar yang diketuai oleh Prof. Nahla.
Markaz Tatwir akan bekerja sama dengan Kementerian Agama RI, KBRI Kairo, KBRI Mesir di Jakarta dalam teknis pelaksanaan pemilu, kata Ad-Dwani.
Ia juga meminta Kementerian Agama bekerjasama dengan Markaz Tatwir dalam pengembangan bahasa Arab di Indonesia.
Prof. Nakhla menjelaskan, ke depan seluruh teknis pengerjaan terkait kompetensi akademik dan kompetensi bahasa Arab yang harus dimiliki calon mahasiswa akan dilakukan di Indonesia, sehingga sesampainya di Kairo bisa langsung masuk perguruan tinggi di Al – Azar.
Nahla juga kembali menegaskan bahwa pesantren yang mendapat muilla (penyetaraan) dari Al-Azhar wajib mengajarkan Manhaj kepada Al-Azhar, agar alumninya bisa langsung mendaftar di Universitas Al-Azhar.
Menteri Agama pun langsung menanggapi apa yang disampaikan Syekh Ed-Duweini dan sang profesor. Sekaligus memperkuat kerjasama pendidikan dan pemberian keislaman.
Ed-Dwani menyampaikan terima kasih kepada Kementerian Agama RI atas kerja sama dan perannya dalam menerapkan aturan yang benar sehingga tidak terjadi hal-hal yang merugikan banyak pihak.
Al-Azhar berkomitmen untuk melahirkan generasi unggul yang berakal moderat (wasatiyyah Islam) dan menjadi duta Al-Azhar di seluruh dunia.
Al Azhar juga bersedia memberikan pelatihan bagi para imam dan khatib hingga yang membutuhkan.
Dalam kesempatan tersebut, Menag menyampaikan terima kasih atas perhatian dan kemurahan hati pengurus Al Azar terhadap pelajar Indonesia yang belajar di Al Azar, termasuk pemberian sekitar 200 beasiswa khusus pelajar Indonesia di Al Azar. Kementerian Agama siap bekerja sama dengan Al-Azhar dalam memperkuat kerja sama di bidang pendidikan dan pelatihan.
Pertemuan tersebut juga dihadiri oleh Duta Besar Mesir untuk Indonesia H.E. Yasser Al-Shami, Direktur PTKI Kemenag dan Adiqbud, Pejabat Sosial dan Budaya, Protcons KBRI Kairo dan Pejabat Kementerian Luar Negeri RI.