Wajarkah Muntah Usai Imunisasi Seperti yang Dialami Keponakan Ayu Ting Ting?

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Keponakan Ayu Ting Ting mengalami muntah-muntah usai divaksinasi. Tak lama kemudian, bayi berusia 2 bulan ini meninggal.

Normalkah Muntah Seperti Keponakan Ting Ting, Rayaz Zoltan Fachriz Usai Vaksinasi?

Ayu Ting Ting bercerita, keponakannya itu muntah-muntah setelah mendapat vaksin polio.

“Saya nggak tahu lagi apa itu muntah. Saya pikir saya muntah, oh, sehari sekali saya muntah,” kata Ayu Ting Ting di rumahnya di Depok, Jawa Barat, Minggu (1/9/2024).

“Bukan begitu, sehari bisa buang air besar berkali-kali. Bisa buang air besar berkali-kali dalam sehari, mungkin ini takdir Tuhan,” ujarnya.

Zoltan meninggal dunia pada Sabtu (31/8/2024) sore, diagnosis terakhir menyebutkan Zoltan mengalami dehidrasi.

Keluarga membawa Zoltan ke dua rumah sakit dan semua orang mengatakan kondisinya normal.

“Awalnya muntah-muntah dan BAB, mungkin biasa saja kalau anak-anak. Kita periksa ke dokter katanya lebih baik dari rumah sakit,” kata Ayu.

“Setelah vaksinasi, polio muncul. Kami membawanya ke rumah sakit dengan gejala muntah-muntah, tapi semuanya baik-baik saja,” ujarnya. Ayu Ting Ting menyayangkan tak memahami gejala serius yang ditunjukkan keponakannya itu. (Tribunnews/kolase YouTube)

Ayu menceritakan, setelah mendapat perawatan di rumah sakit, Zoltan muntah-muntah dan buang air kecil setiap hari hingga mengalami dehidrasi.

“Iya, saya sudah melakukan ini setiap hari, tapi muntahnya tidak kunjung berhenti dan saya dehidrasi. Kami membawanya ke rumah sakit di sini dan mengirimnya ke RS Bunda,” ujarnya. Komentar soal muntah pasca vaksinasi di Komnas KIPI

Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi atau Komnas KIPI dijabat oleh Prof. Dr. Dr. Hinky Hindra Irawan Satari, Sp.A, Subsp. I.P.T, M. Trop. Menurut Ped, selama ini banyak laporan KIPI polio di pihaknya seperti demam, muntah, dan diare.

Menurut dia, KIPI merupakan hal yang wajar dan sudah terlihat sejak uji klinis tahap pertama, kedua, dan ketiga. cuka bayi (murni)

“Makanya ada yang demam, ada yang muntah-muntah, ada yang diare. Jadi, ada proporsi uji klinis fase satu, dua, dan tiga. Hasil uji klinis biasanya dipublikasikan di jurnal ilmiah. Proporsi KIPInya rendah dan semuanya berumur pendek serta dapat diobati dengan pengobatan. “Iya dianggap aman,” ujarnya sebelumnya dalam talkshow Kementerian Kesehatan dan BPOM.

Profesor Hinkie menjelaskan, KIPI terkait vaksin berlangsung 2×24 jam setelah vaksinasi.

Kalau di hari ketujuh, pasti selain vaksin.

“Jika ada pengaduan, laporkan agar kita tahu proporsinya yang dikatakan besar. “Tetapi dengan hampir 50 juta dosis vaksin polio yang tersedia, jumlah tersebut rendah dan aman,” jelasnya.

Vaksin yang digunakan adalah vaksin polio oral baru tipe 2 (nOPV2) yang khusus digunakan untuk merespons wabah poliomielitis tipe 2.

Keamanan vaksin polio nOPV2 Berdasarkan penelitian di tingkat nasional dan provinsi, vaksin ini aman dan dapat ditoleransi oleh bayi dan anak-anak.

Cara Mengatasi KIPI Vaksin Polio

KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) merupakan reaksi yang dapat terjadi setelah seseorang menerima vaksin, termasuk vaksin polio.

Meskipun vaksin polio secara umum aman, beberapa orang mungkin mengalami efek samping ringan hingga sedang. Berikut cara mengatasi KIPI pasca vaksinasi polio. 1. Mengidentifikasi tanda-tanda KIPI

Gejala umum KIPI pasca vaksinasi polio antara lain demam ringan, nyeri atau kemerahan pada bekas suntikan, kelelahan, dan nyeri otot.

Penting untuk memantau kondisi anak pasca vaksinasi agar gejala tersebut dapat segera dikenali. 2. Tata graha sederhana

Untuk mengatasi demam ringan, Anda dapat mengonsumsi obat paracetamol yang dianjurkan oleh dokter.

Pastikan anak cukup istirahat dan minum cukup cairan untuk mencegah dehidrasi.

Menerapkan kompres dingin pada tempat suntikan dapat membantu mengurangi rasa sakit dan bengkak. 3. Pantau kondisi anak

Dalam 48 jam pertama setelah vaksinasi, pantau kondisi anak secara rutin.

Jika gejala KIPI menetap lebih dari 2 hari atau terjadi reaksi yang lebih parah, seperti sesak napas, bengkak parah, atau demam tinggi, bawalah anak ke fasilitas kesehatan terdekat untuk segera mendapatkan penanganan medis. 4. Konsultasikan dengan profesional medis

Jika Anda mengkhawatirkan gejala yang Anda alami atau KIPI yang Anda alami tidak kunjung membaik, jangan ragu untuk menghubungi dokter atau ahli kesehatan.

Mereka dapat memberikan nasehat lebih lanjut dan bila diperlukan pengobatan medis yang tepat untuk penanganan KIPI. 5. Pentingnya vaksinasi

Meski KIPI memprihatinkan, namun manfaat vaksinasi lebih besar dalam melindungi anak dari penyakit berbahaya seperti polio.

Vaksinasi merupakan langkah penting dalam mencegah penyakit yang berpotensi fatal.

Dengan mengetahui cara mengatasi KIPI, orang tua akan merasa lebih tenang dan lebih siap menghadapi dampak yang mungkin terjadi.

Pengobatan KIPI pasca vaksinasi polio biasanya melibatkan perawatan sederhana di rumah, seperti pemberian obat antipiretik dan memastikan anak mendapat istirahat yang cukup.

Waspadai dan pantau kondisi anak Anda dan jangan ragu untuk menghubungi tenaga medis bila diperlukan.

Dengan demikian, vaksinasi dilakukan secara rutin dan anak terhindar dari bahaya poliomielitis. (*)

(Tribunnews.com/Bayu Indra/Rina Ayu) (Grid.id)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *