TRIBUNNEWS.COM – Presiden terpilih Prabowo Subianto bercita-cita membentuk klub presidensial.
Nantinya, Klub Kepresidenan akan mempertemukan Presiden Joko Widodo, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), dan Megawati Soekarnoputri.
Selain berbagi pengalaman para pemimpin masa lalu, Klub Presiden juga dibentuk agar Pak Prabowo bisa menanyakan pendapatnya tentang komposisi dewan pemerintahan.
Namun ambisi Prabowo ini menimbulkan pro dan kontra.
Presiden Joko Widodo (Jokowi), Partai Demokrat, dan Partai Golkar menerima gagasan Prabowo.
Di sisi lain, PDIP memberikan respons dingin terhadap pembicaraan President’s Club.
DPR melalui Kantor Perdana Menteri Ari Dwipayana mengatakan hubungan presiden dan mantan presiden sangat penting, baik itu klub presidensial atau bukan.
“Entah itu President’s Club atau bukan, penting bagi presiden dan mantan pemimpin untuk saling berkomunikasi,” kata Ari, Jumat.
Dia menjelaskan, persahabatan dengan mantan presiden itu terjalin oleh Jokowi pada periode tersebut.
Ia mengatakan, Jokowi sudah berbicara dengan mantan presiden, mantan wakil presiden, dan masyarakat Tanah Air lainnya.
“Ini akan bermanfaat bagi kemajuan negara,” jelasnya. Penghormatan Singkat Jokowi
Terkait pembahasan tersebut, Jokowi hanya memberikan komentar singkat.
Ia menilai, nasihat mantan Presiden Kostrad itu merupakan ide yang bagus.
Bagus bagus, kata Jokowi usai meninjau pameran mobil listrik di JI Expo di Kemayoran, Jakarta, Jumat (5/3/2024).
Cuma bercanda, Jokowi tak masalah jika pertemuan para mantan pemimpin Indonesia dilakukan sesering mungkin.
“Iya, dua hari sekali itu bagus,” kata Jokowi. Sambutan hangat dari Demokrat dan Golkar
Wakil Bappilu dari Partai Demokrat, Kamhar Lakumani, mengatakan partainya telah menyetujui rencananya untuk membentuk klub presidensial.
Kamhar memeriksa apakah Prabowo mengulangi gagasan tersebut.
“Hal ini didasarkan pada gagasan bahwa orang-orang paling berpengaruh yang melakukan pekerjaan rakyat, seperti presiden negara, dapat terus menjadi sukarelawan dan bekerja dengan tenang dan berbagi pengalaman mereka dengan presiden negara tersebut,” kata Kamhar. . dikatakan. , Jumat (3/5). /2024).
Menurut dia, nasehat-nasehat yang disampaikan Prabowo akan memperkaya cara pandang presiden agar kebijakan yang dibuat jelas dan utuh.
Ia pun meyakini klub kepresidenan ini bisa menciptakan suasana tenang dan harmonis.
“Menghilangkan warna-warna merah putih. Mengesampingkan perbedaan perasaan masyarakat demi kebaikan bangsa, negara, dan negara,” tegas Kamhar.
Menurut Demokrat, Golkar pun memuji gagasan pembentukan klub presidensial.
Ace Hasan Syadzily, Ketua DPP Partai Golkar, mengatakan para pemimpin Indonesia selalu punya ide untuk membangun negara.
Ace menyimpulkan: “Presiden Terpilih RI, Prabowo, terbuka menerima saran-saran positif dan konstruktif demi kemajuan Indonesia.” PDIP Berikan Sambutan Dingin
Namun PDIP menunjukkan reaksi sebaliknya.
Deddy Sitorus, Ketua Bidang Politik PDIP, secara khusus menanyakan urgensi pembentukan President’s Club.
Faktanya, Deddy menilai rencana Prabowo bagus, namun mempertanyakan urgensi dan tugas pembentukan ‘President’s Club’.
Menurutnya, saat ini sudah ada Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) yang bisa bekerja sama jika Prabowo dilantik sebagai Presiden pada Oktober 2024.
“Iya namanya rencana, bagus. Itu saja yang mendesak, kita sudah punya Wantimpres,” kata Deddy kepada Tribunnews.com, Jumat (5/3/2024).
Pak Deddy mengatakan, jika tujuan didirikannya Klub Presiden hanya untuk bertukar pikiran, maka hal itu tidak perlu dilakukan.
“Kemudian mereka akan kebingungan karena masing-masing mempunyai ide, situasi, dan pengalaman yang berbeda.”
“Ide ini bagus, tapi menurut saya akan mempersulit,” kata Deddy.
(Tribunnews.com/Jayanti Tri Utami/Reza Deni/Yohannes Listyo Poerwoto)