Laporan jurnalis Tribunnews.com Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Wabah dan penyakit baru terus bermunculan. Misalnya, setelah pandemi Covid-19 berakhir, wabah Mpox mulai menyebar.
Keberadaan Mpox belum berakhir, saat ini muncul penyakit baru dari China yang dapat ditularkan melalui gigitan kutu yaitu virus Wetland.
Penyakit ini disebut-sebut mampu menyerang otak manusia.
Situasi ini tentu menjadi tanda tanya bagi kita semua. Mengapa epidemi dan penyakit baru terus bermunculan?
Terkait hal tersebut, ahli epidemiologi Dicky Budiman mengatakan ada beberapa alasan mengapa munculnya penyakit baru dan wabah semakin sering terjadi.
1. Perubahan ekologi dan lingkungan
“Deforestasi, urbanisasi, dan perubahan iklim memaksa satwa liar, termasuk satwa pembawa virus zoonosis, lebih sering berinteraksi dengan manusia,” kata Dicky kepada Tribunnews, Selasa (10/9/2024).
Hewan reservoir kutu dan penyakit, seperti tikus dan sapi, semakin banyak dikaitkan dengan populasi manusia.
Situasi ini meningkatkan kemungkinan penularan virus.
2. Globalisasi
Meningkatnya mobilitas orang dan barang membuat penyebaran penyakit semakin cepat dan sulit dikendalikan.
Orang atau hewan yang terinfeksi dan membawa kutu dapat menyebarkan virus ke daerah yang sebelumnya bebas penyakit.
3. Penurunan keanekaragaman hayati
Berkurangnya keanekaragaman hayati menyebabkan beberapa spesies. Termasuk hewan yang menjadi inang virus yang mendominasi ekosistem tertentu.
Hal ini menciptakan kondisi yang lebih menguntungkan bagi penularan penyakit.
4. Perubahan iklim
Pemanasan global mempengaruhi penyebaran vektor penyakit seperti kutu dan nyamuk, sehingga memungkinkan mereka untuk hidup di daerah yang sebelumnya tidak cocok untuk mereka.
5. Pemantauan dan teknologi yang lebih baik
Dengan teknologi diagnostik modern seperti pengurutan genom, para ilmuwan kini lebih mampu mendeteksi virus baru, meskipun virus tersebut sudah ada sejak lama.