Wabah Cacar Monyet, Pintu Masuk ke Indonesia Diperketat

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Masuknya wisatawan mancanegara dan domestik melalui bandara akan diperketat. Hal ini terjadi setelah menjamurnya kulit monyet atau monkey skin.

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) selanjutnya akan menerbitkan Surat Edaran (SE) tentang penanganan cacar monyet. “Surat edaran sedang disiapkan dan akan segera diumumkan,” kata Juru Bicara Kementerian Perhubungan Adita Irawati saat dihubungi Tribun, Selasa (27/8/2024).

Sayangnya, Adita SE enggan membeberkan lebih jauh mengenai peluncurannya. Meski demikian, dia memastikan pihaknya telah menetapkan peraturan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sebagai pedomannya.

“Kalau aspek kesehatan di masa pandemi COVID-19, kami akan mengikuti peraturan yang ditetapkan Kementerian Kesehatan dan menjadi acuan peraturan di bidang ini,” ujarnya.

Mohammad Husanu, Kepala Bagian Humas dan Kerja Sama Internasional Umum Administrasi Penerbangan Sipil Umum Kementerian Perhubungan, mengatakan nantinya aplikasi untuk menggunakan aplikasi SE Satu Sehat akan dirilis.

Khushnu berkata, “Kementerian Persatuan akan mengeluarkan pemberitahuan umum kepada Ketua Menteri untuk mendesak wisatawan asing menggunakan sertifikat kesehatan.

Nantinya, melalui aturan SE ini, maskapai akan memberikan informasi kepada penumpang untuk mengisi formulir secara sistematis sebelum melakukan perjalanan, kata Khushnu.

“Dalam SE ini, maskapai wajib memberitahukan setiap penumpang yang terbang ke Indonesia untuk mengisi formulir pernyataan diri SATUSEHAT dan meminta untuk mengisinya di bandara,” jelasnya.

Sementara itu, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan angka kematian akibat cacar monyet di Indonesia tergolong rendah dan masih terkendali. Menteri Kesehatan Budi mengimbau masyarakat tidak perlu terlalu khawatir karena cacar monyet bisa diobati.

“Di Indonesia kasus varian tipe IIB lebih banyak, bisa diobati dan angka kematiannya sangat rendah. Di Indonesia, semua yang sakit bisa sembuh, jadi tidak perlu khawatir, apalagi kalau penyakit cacar, jadi tidak ada. sudah ada vaksinnya,” kata Budi, Menteri Kesehatan.

Ditegaskannya, hingga saat ini virus mpox di Indonesia tercatat 88 sejak tahun 2022, meningkat pada tahun 2023 dan kemudian menurun lagi pada tahun 2024.

“Di Indonesia mungkin ada sekitar 12-14 kasus pada tahun 2024, hal ini tidak terjadi akhir-akhir ini. Kemarin ada satu dan masih mungkin, tapi sekarang kita periksa apakah benar itu Mpox, karena kemarin ada empat, tapi ada tiga dan hasilnya negatif “dalam uji lab”.

Presiden Joko Widodo mengatakan kedatangan internasional harus diawasi secara ketat untuk mencegah penyebaran cacar monyet, atau keratitis. Peringatan Jokowi ini muncul setelah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengimbau semua pihak mewaspadai penyebaran mpox.

Saya juga meminta agar kita sangat berhati-hati dan waspada terhadap wabah campak karena yang saya baca di Kongo sedang terjadi peningkatan penyakit campak, kata Jokowi.

“Dan penetapan mPox yang kedua dan terakhir sebagai darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian Organisasi Kesehatan Dunia,” tambahnya.

Jokowi meminta tindakan pencegahan harus diutamakan. Selain itu, dalam waktu dekat akan diselenggarakan Indonesia-Africa Forum (IAF) yang diselenggarakan pada 1-3 September di Bali.

Ia berkata, “Saya sangat meminta agar tindakan pencegahan diambil, terutama oleh perwakilan dari Afrika.”

Tak hanya di Bali, Jokowi juga meminta pengawasan lebih ketat di seluruh titik masuk internasional.

Ia mengatakan tidak hanya di Bali, pintu masuk kedatangan internasional juga akan segera diawasi oleh Kementerian Kesehatan dan lembaga lainnya, dan akan dilakukan tindakan pencegahan yang diperlukan.

Jokowi menambahkan: “Hal ini bisa kita lakukan karena pengalaman COVID sebelumnya, maka saya segera menyerukan protokol kesehatan dan sosialisasi massal terkait hal ini.” Belum dilarang

Secara terpisah, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mengatakan, pemerintah belum melakukan penyesuaian pembatasan wisatawan asing yang masuk ke Indonesia dari Thailand. Hal ini sebagai respons atas ditemukannya pok monyet atau kucing di Thailand.

“Iya hari ini tidak ada (pembatasan), jadi semua hati-hati, tapi tidak perlu panik,” kata Sandiaga Uno.

Meski demikian, Sandiaga mengimbau masyarakat tidak panik dan terus waspada. Sandiaga mengatakan pemerintah Indonesia bersedia berdiskusi dengan wisatawan asing dari berbagai negara, namun penekanannya harus pada jaminan kesehatan wisatawan Indonesia (wisnas) setelah kembali dari perjalanan.

“Akan banyak event besar, terutama di bulan September, dan kami juga berharap dapat bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan dan Perhubungan agar hal ini terpantau dengan baik dan kami terus membantu sosialisasinya,” kata Sandiaga.

Kemenparekraf, Kepala Ahli Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Adiyatama Niya Niskaia mengatakan, Kemenparekraf sendiri berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melalui Dirjen Perhubungan Udara untuk menetapkan hal tersebut. Prosedur. Pandemi COVID-19 terbaru.

“Aplikasi EHAC kemudian diterapkan kembali seiring dengan kemungkinan terjadinya wabah M-pox, sehingga secara nasional, tergantung tujuannya, Kementerian Kesehatan telah berkali-kali meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan terhadap hal-hal seperti COVID-19,” ujarnya. .

Kementerian Kesehatan mengimbau masyarakat mewaspadai penularan penyakit cacar monyet atau MPXV, terutama dari manusia ke manusia.

Saya minta maaf. Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) dr Yudi Pramono, MARS, mengimbau masyarakat mewaspadai penyebaran virus Mops.

“Masyarakat diimbau meningkatkan kesadaran dengan menerapkan pola hidup bersih dan sehat, perilaku seksual yang sehat seperti tidak berganti-ganti pasangan atau berganti-ganti pasangan sesama jenis,” demikian pesan Yudi di situs Kementerian Kesehatan.

Penyakit ini menyebar melalui kontak dekat dengan cairan tubuh atau lesi kulit orang yang terinfeksi. Penyakit ini juga dapat ditularkan melalui kontak tidak langsung dengan benda atau tetesan yang terkontaminasi.

Herpes menyebar melalui kontak langsung pada kulit atau selaput lendir, termasuk kontak seksual.

Penularan melalui droplet biasanya memerlukan kontak dekat yang berkepanjangan, sehingga anggota keluarga yang tinggal serumah atau melakukan kontak dekat dengan penderita berisiko tertular.

“Jika mengalami gejala lecet, segera temui dokter di fasilitas kesehatan terdekat,” ujarnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *